Bahasa Hakka Bengkayang Unik Dan Mudah Dimengerti
BENGKAYANG. Berbekal suara, pengusaha asli Bengkayang ini berkreasi dengan lagu berbahasa Hakka. Lagu lagu itu kini telah menyebar di Kabupaten Bengkayang dan mendapatkan sambutan baik dari warga. Bahasa Hakka Bengkayang unik dan mudah dimengerti.
Yakobus Sitolin, Anggota DPRD Bengkayang menerangkan, kami wakil rakyat akan mendukung siapapun orangnya yang ingin berbuat baik dan memajukan Bumi Sebalo, tidak memandang asal dan usul baik itu etnis maupun agama. “Andi Max perlu terorgansir dalam mengolah manajemennya, supaya tetap eksis dan membawa harum nama Bengkayang.
Bila perlu dirikan sekolah music atau mendirikan studio rekaman untuk generasi muda yang memiliki minat dan bakat di bidang tarik suara dan tarian, baik itu etinis Jawa, Dayak, Melayu, Tioghoa dan suku lainnya di BUmi Sebalo,” saran legislator dari Partai Hanura Dapil I ini ditemui di Kadin BUmi Sebalo, Senin (9/5) . Andy Max, Ketua Kamar Dagang dan Industri Kabupaten Bengkayang mengatakan, punya cara lain untuk memperkenalkan Kabupaten Bengkayang, karena melalui Kadin sudah berbagai macam dilakukan untuk membawa nama harus Bumi Sebalo di Indonesia bahkan dunia.
Berbekal suara, pengusaha asli Bengkayang ini berkreasi dengan lagu berbahasa Hakka. Lagu lagu itu kini telah menyebar di Kabupaten Bengkayang dan mendapatkan sambutan baik dari warga. "Lewat lagu saya ingin memperkenalkan Bengkayang. Lagu ini menggunakan bahasa Hakka, dan Hakka di Bengkayang mempunyai keunikan tersendiri, tidak seperti di Bangka dan Belitung yang sama bahasanya tetapi logatnya berbeda," jelas Andy saat ditemui di Kantor Kadin Bengkayang, Senin (9/5).
Andy menjelaskan,bahasa Hakka dari Bengkayang yang unik karena bahasa itu mudah dikenal dan di mengerti apabila dibandingkan dengan daerah lain, ini karena Bahasa Hakka ini tidak ditemukan di daerah China. Bahasanya sudah dicampur dengan tekanan atau logat yang ada satu-satunyaada di Bumi Sebalo. Untuk memperkenalkan Hakka itu, Andy Max dengan berbekal rekomendasi dari Pemerintah Bengkayang melalui di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata membuat lirik lagu dengan bahasa Hakka.
Kini lagu lagu tersebut telah dialbumkan dan dicetak dalam seribu kepingan VCD. "Untuk awal, kita mencetak seribu keping dahalu, dan kita tidak mencari keuntungan. Dalam album perdana terdapat dua belas lagu, semuanya berbahasa Hakka.
Lagu lagu itu berjudul Mo Liong Sim, Sam Nyit,Lo Lo Sim Siang Ho, Mung, Oi Chin Mo Po Chongini.
Di Bengkayang mayoritas etnis cina kek. China khek merupakan sub suku warga tioghoa, seperti suku dayak yang sub sukunya ada dayak bakati, kanayath, benyadu, iban, dan lainnya. “Bengkayang bagaikan mutiara di dalam lumpur, bnayak pendatang yang ingin menjadi warga Bumi Sebalo. Melihat situasi dan kondisi tersebut, kenapa kita asli orang Bengkayang yang sejak lahir dan dibedarkan disini tidak mau mengembangkan bakat dan minat untuk mengharum kabupaen kita.
Mungkin orang bilang saya bermimpi, tetapi awal dari kesuksesan harus berani bermimpi dan realisasikan mimpi tersebut,” ungkapnya. Dalam waktu dekat ia akan melauncing lagu hasil karyanya sendiri. Dan ia tidak takut dibajak oleh pembajak lagu yang sudah menjamur di Indonesia.