Shao Yong (baca: shau yung, 1011 – 1077) ahli filsafat dan ahli Yi Jing (disebut
juga I Ching, ilmu peramalan Tiongkok kuno), dihormati orang dengan julukan
"Raja Suci Luar Dalam". Sejak remaja Shao sudah memiliki cita-cita tinggi dan
sangat cerdas.
Ia belajar dan mengasingkan diri di daerah lebih tinggi dari Kota Baiyuan,
tempat kelahirannya, di Gunung Shumen. Beberapa kali diundang ditawari jabatan
oleh dua kaisar Dinasti Song namun selalu ditolak dengan halus. Pada usia 38
tahun, ia pindah ke Kota Luoyang, sering berwisata dengan teman karibnya Sima
Guang dan lainnya.
Berdasarkan teori otentik yang dibentuk Bagua (delapan diagram atau simbol yang
merupakan dasar sistem kosmogoni dan falsafat Tiongkok kuno) dari dalam kitab Yi
Jing, ditambah lagi dengan pemikiran Taoisme, Shao telah menciptakan sistem
keilmuan dan konsep alam semestanya sendiri, generasi berikut menyebutnya
sebagai "Ilmu Bawaan". Teknik meramalnya sangat tepat, banyak buku telah ditulis
antara lain Guan Wu Pian (Artikel Tentang Pengamatan Materi), Xian Tian Tu (Peta
Apriori), dan lain-lain.
Menurut legenda, Shao Yong ketika usia 7 tahun dan bermain di halaman rumah, ia
menemukan di dalam sarang semut terdapat langit, matahari dan awan. Setelah
dewasa dan pada suatu tengah malam ketika mengembara, ia berkuda mendaki gunung
di Kota Jinzhou, kaki depan kuda terpeleset dan ia terjatuh ke dalam jurang.
Para pengawal menuruni jurang itu dan menemukan Shao Yong sedikit pun tidak
terluka, hanya topinya terkoyak rusak.
Pada masa remaja, Shao Yong antara lain
berkelana ke negara otonom Qi, Lu, Song,
Zheng dan lain-lain, benar-benar telah melaksanakan "Berkelana ribuan kilometer,
belajar ribuan buku". Setelah pulang, ia dengan penuh rasa sentimentil berkata:
"Tao (aliran spiritual Tiongkok kuno yang mengajarkan ilmu sejati) benar-benar
eksis." Ia kemudian tidak berkelana lagi.
Ketika itu seorang sakti bernama Li Tingzhi terkesan oleh Shao yang tekun rajin
belajar, maka diajarkannya rahasia-rahasia ilmu Yi Jing. Dengan kepandaiannya
Shao dapat memahami ilmu tersebut secara keseluruhan dan mendapatkan kesadaran
ajaib, pada akhirnya menjadi guru besar ilmu Yi Jing yang tersohor sepanjang
masa. Shao telah menciptakan sendiri seperangkat konsepsi alam semesta yang unik
dan menguasai penuh hukum Yin-Yang (positif-negatif).
Pada suatu hari di musim semi, Shao Yong menggelar stan peramalan di atas
jembatan Sungai Luo. Menjelang siang hari, seorang petani tua datang menanyakan
nasibnya. Shao menyuruh petani itu memilih sebuah aksara dan ternyata terpilih
sebuah aksara "Kuai, Sumpit". Shao lalu berkata: "Selamat, Anda nanti siang akan
mendapat berkah makanan, cepatlah pulang." Sesampai di rumah, seorang keponakan
petani tersebut mengatakan: "Saya sudah menunggu 2 jam lebih, hari ini ulang
tahun ke-60 ayah saya, ia mengundang Anda makan siang."
Lewat siang hari, Shao sedang berkemas menutup stan, dari kendaraan di selatan
melompat turun seseorang yang kemudian mengatakan: "Tuan harap tunggu sebentar,
sudah lama saya dengar Anda pandai meramal, tolong Anda ramalkan nasib saya
bagaimana." Shao menyuruhnya mengambil satu dari sejumlah gulungan kertas,
setelah dibuka juga sebuah aksara "sumpit", Shao mengatakan kepadanya: "Dilihat
dari aksara sumpit ini, adalah pertanda buruk, hari ini Anda akan terguyur air.
Orang tersebut menatap langit yang terang benderang, maka sama sekali tidak
memedulikannya.
Dengan cepat ia pulang. Sampai di depan rumah, sekujur tubuhnya tepat terguyur
oleh seember air kotor. Ternyata istrinya tidak mengetahui kepulangannya, dan
dengan seenaknya membuang air bekas cucian wajan, sehingga suaminya yang
bergegas pulang sekujur tubuhnya basah kuyup.
Sore harinya, Shao baru sampai di sebuah jembatan, seseorang telah menunggu di
sana dan ingin mengetahui nasibnya hari itu. Shao juga memintanya mengambil
sebuah gulungan kertas, setelah dibuka tetap saja muncul aksara "sumpit", lalu
ia berkata: "Hari ini Anda akan menjumpai petaka di penjara." Orang itu
berpikir, nanti saya tidak keluar rumah, mana mungkin malapetaka datang?
Sampai di rumah, ia langsung tidur di bawah selimut. Tak terduga, ia terbangun
dari tidur nyenyaknya gara-gara sumpah serapah seorang perempuan, ternyata babi
peliharaannya telah mengacak-acak kebun sayur perempuan itu.
Ia naik pitam dan langsung saja meninju tewas perempuan itu yang sebelumnya
memang sudah menderita. Tak sampai 2 jam, petugas pengadilan datang meringkusnya
dan menjebloskannya ke dalam penjara.
Musim Panas 1077, Shao Yong mulai merasakan tubuhnya agak tidak sehat, ia dengan
tersenyum memberitahu Sima Guang dan teman-teman lainnya: "Saya akan pergi
bereinkarnasi dan mengamat-amati segenap makhluk." Chengyi dengan rasa khawatir
mengatakan: "Penyakit Anda orang lain ingin membantu pun tak berdaya, Anda
sendiri sebaiknya berusaha memperbaikinya."
Shao dengan terus terang mengatakan: "Upaya pemeliharaan ini juga akan sia-sia."
Suatu hari di musim dingin, Shao sudah dalam keadaan sekarat. Sebelum meninggal,
putranya bernama Bowen dipanggil dan diberitahu: "Saya ada 3 permintaan, kamu
harus memenuhinya. Pertama, setelah meninggal makamkanlah di pemakaman leluhur
kita di Yichuan, jangan di Luoyang.
Kedua, tulisan pada batu nisan harus ditulis oleh Paman Cheng Hao dan Cheng Bo.
Ketiga, benda apapun jangan dimasukkan ke dalam peti, gagang timba (zaman
dahulu) sebagai bantalan kepala saya, jenazah mengenakan baju hitam kain kasar
dan baju tersebut diolesi minyak. Ketika dimasukkan ke dalam peti, panggikan
putri kecil botak dari marga Li untuk menyaksikan." Setelah itu Shao meninggal
dunia.
Keluarga Shao menuruti semua permintaannya, putri kecil botak dari marga Li
menyaksikan benda apa saja berada di dalam peti, kemudian baru dikebumikan di
pemakaman Yichuan. Peti jenazah diangkat oleh 8 pemuda, awalnya mereka merasa
sangat berat sehingga pundak mereka kesakitan, namun setelah lewat 5 kilometer
kian terasa ringan. Para orang tua mengatakan, Tuan Shao telah moksha.
Sekejap 65 tahun telah berlalu, si putri kecil botak bermarga Li telah menikah,
mempunyai seorang anak lelaki kemudian cucu. Setelah cucu lelaki tersebut dewasa
menjadi maling kubur. Suatu hari, putri botak bermarga Li mendengar cucunya akan
mencuri makam Shao Yong, maka dia mengatakan: "Kalian jangan sekali-kali pergi,
saya melihat sendiri dengan jelas makam Shao tidak ada benda apapun, bahkan
bajunya telah diolesi minyak."
Sehingga makam Shao Yong terhindar dari penjarahan.
Ternyata Shao sebelum meninggal telah mengetahui, cucu putri botak keluarga Li
kelak menjadi maling kubur. 10 puisi Syair Bunga Plum mahakarya Shao Yong dengan
sangat tepat meramalkan peristiwa besar yang akan terjadi hampir 1.000 tahun
sejarah Tiongkok setelah kematiannya.