separate
logo

Jan 5, 2009

meidy

Republik Pertama di Nusantara - Republik Lan Fang

Dikutip kembali oleh: Dr.Irawan/Dr.Frits Hong

Lan Fang Republic (summary from the book Hakka people - Jews of the
Orient by Kao Chung Xi)

Republik Lan Fang , demikian namanya yang pernah di bentuk oleh orang
orang Hakka dari Kwangtung pada akhir abad ke-18. Republik ini
berlangsung selama 107 tahun lamanya dan mencatat 10 presiden yang
pernah memimpin di republik yang berlokasi di Kalimantan Barat ini.

Presiden pertamanya adalah Lo Fang Pak beliau dilahirkan tahun 1738 di
Kwangtung , Mei Hsien, Shih Pik Pao pada tahun ke-3 Dynasty Ching saat
Raja Chien Long berkuasa. Beliau pernah mempunyai anak dari
perkawinannya, namun pada zaman itu tradisi Hakka tidak membawa isteri
keluar negeri.

Hijrah ke Kalimantan Barat

Lo Fang Pak mulai bertualang pada usia 34 tahun beliau pergi merantau
ke Kalimantan Barat saat ramainya orang mencari emas (Gold Rush).
Beliau menyusuri Han Jiang menuju Shantao, sepanjang pesisir Vietnam,
dan akhirnya berlabuh di Kalimantan Barat. Ketika itu Sultan
Panembahan  yang percaya bahwa orang Tionghoa adalah pekerja keras
membawa 20 pekerja Tionghoa dari Brunei. Sultan Omar di Singkawang
juga mendengar tentang ketekunan orang Tionghoa memanfaatkannya
melalui sistem kontrak lahan kepada orang Tionghoa guna membuka kawasannya

Ketika Lo Fang Pak sampai di Kalimantan Barat, Belanda belum secara
agresif merambah ke Kalimantan. Dipesisiran banyak didiami orang Jawa
dan Bugis, yang mana daerah ini dikuasai oleh Sultan, dan bagian
pedalaman didiami oleh orang Dayak, kendati batas teritorialnya tidak
jelas.

Lan Fang Kongsi

Pada permulaan tahun 1740, jumlah orang Tionghoa hanya beberapa puluh
saja disana. Pada tahun 1770 orang Tionghoa disana sudah mencapai
20.000 orang. Mereka berdatangan berdasarkan pertalian saudara,
sekampung halaman , atau sesama kumpulan. Kelompok Tionghoa ini
membentuk Kongsi (perusahaan) untuk melindungi mereka. Lo Fang Pak
diangkat menjadi ketua.

Pada tahun 1776, 14 Kongsi di satukan membentuk He Soon 14 Kongsi guna
menjaga kesatuan dari ancaman persengketaan antar kumpulan, daerah
asal, dan darah. Pada saat itu Lo Fang Pak mendirikan Lan Fang Kongsi,
kemudian menyatukan semua orang golongan Hakka di daerah yang
dinamakan San Shin Cing Fu (danau gunung berhati emas), dan mendirikan
kota Mem-Tau-Er sebagai markas besar dari group perusahaannya.

Berdirinya Republik Lan Fang

Lo Fang Pak mendirikan pemerintahan, dengan mengambil nama dari
perusahaannya. Pada tahun 1777 berdirilah Republik Lan Fang, 10 tahun
lebih awal dari Amerika Serikat (1787). Ketika itu banyak orang
meminta Lo Fang Pak menjadi Sultan (monarchi), tapi beliau menolak dan
tetap menempatkan dirinya sebagai Presiden dalam pemerintahan yang
bersistem republik, dan presidensil.

Zaman keemasan

Lo Fang Pak dalam masa pemerintahannya telah menjalankan system
perpajakan, dan mempunyai kitab undang undang hukum, menyelenggarakan
system pertanian dan pertambangan yang terarah, membangun jaringan
transportasi, dan mengusahakan ketahan ekonomi berdikari lengkap
dengan perbankannya. Sistem pendidikan tetap diperhatikan bahkan
semakin dikembangkan, seperti diketahui bahwa Lo Fang Pak sendiri
asalnya memang seorang guru.

Republik Lan Fang bukan hanya disegani kekuatan militernya tapi juga
keahlian mereka dalam mengusir buaya di kawasan muara kapuas. Ini
membuat para bumiputera dan hoakiau menaruh hormat kepada Presiden Lo
Fang Pak.

Kun Tien atau lazimnya disebut Pontianak sekarang yang mana terletak
di muara sungai Kapuas merupakan daerah niaga yang di kuasai oleh
Sultan Abdulrachman. Sedangkan hulu sungai Kapuas di pegang oleh
Kelompok Dayak. Kesultanan yang berbatasan dengan Kun Tien adalah
Mempawah. Sultan Kun Tien mencoba membangun istana agak ke hulu sungai
yang mana dekat dengan perbatasan Kesultanan Mempawah dan ini  memicu
perang antara kedua kesultanan. Dalam perang ini (1794) Sultan Kun
Tien dibantu oleh Lan Fang Kongsi karena kedekatan diantara mereka.

Sultan Mempawah kalah dalam perang lalu bergabung dengan Dayak dan
melakukan serangan balasan. Lo Fang Pak kembali mematahkan kekuatan
Sultan Mempawah, malah kali ini Sultan Mempawah  didesak terus ke
utara sampai Singkawang, kemudian berakhir dengan Sultan Singkawang
dan Sultan Mempawah menandatangani perjanjian perdamaian dengan Lo
Fang Pak. Segera setelah kejadian itu popularitas Lo Fang Pak melesat
dramatis, ketika itu beliau berusia 57 tahun.

Setelah itu, rakyat, dan orang Tionghoa didaerah itu bergabung dengan
Lo Fang Pak untuk mencari perlindungan, dan Sultan Kun Tien menyadari
bahwa dia tidak sanggup melawan kekuatan militer Lo Fang Pak, maka
Sultan sendiri meminta perlindungan dari Lo Fang Pak. Presiden Lo Fang
Pak wafat pada tahun 1795, beliau sempat tinggal di Borneo selama
lebih dari 20 tahun.

Tahun tahun terakhir Lan Fang

Pada saat republik Lan Fang berusia 47 tahun semasa kekuasaan
president yang ke-5, Liew tai Er, Belanda mulai menjalankan
ekspansinya di Indonesia dan mulai masuk ke Tenggara Borneo. Lama
kelamaan Lan Fang kehilangan hak otonomi-nya, dan mulai menjadi bagian
dari Hindia Belanda.

Kemudian Belanda membuka kantor kolonialnya di Kun Tien dan mencampuri
urusan Republik Lan Fang. Pada tahun 1884, Singkawang yang menolak
dijajah oleh Belanda, mendapat serangan dari Belanda dan Belanda
akhirnya menduduki Lan fang Kongsi (1885). Lan Fang sempat bertahan
dan melawan selama 4 tahun, namun berakhir dengan kekalahan dan orang
orangnya melarikan diri ke Sumatra.

Takut akan reaksi keras dari pemerintahan Ching di Tiongkok,
menyebabkan Belanda tidak pernah menyatakan menguasai Lan Fang, maka
dibiarkan salah satu dari keturunan Lan Fang menjadi pemimpin disana.
Baru setelah terbentuknya Republik of China (Cung Hwa Ming Kuok) 1911,
maka pada tahun 1912 Belanda secara resmi menyatakan menguasai daerah
itu.

Ponti San Kou Yang di China Town Singkawang

Orang orang Lan Fang yang lari ke Sumatra bergabung lagi di Medan.
Dari sana mereka menyebar ke Kuala Lumpur dan Singapura. Salah seorang
dari keturunannya adalah Lee Kuan Yew. Hakka adalah kelompok minoritas
di Singapura, namun orang Hakka memainkan peran penting dalam
mendirikan Lan Fang Kongsi yang kedua di Singapura.

Rekaman sejarah

Dari catatan sejarah Ching Dynasty, tercatat sbb: " ada suatu tempat
dimana orang Ka Yin (dari daerah Mei Hsien), menambang emas, membangun
jalan, mendirikan negaranya, setiap tahun kapal-kapal niaga-nya
berlabuh di Guang Zhou dan Chao Zhou. Dari catatan sejarah Lan Fang
Kongsi diketahui mereka setiap tahunnya melakukan kunjungan kehormatan
dengan armada dagangnya kepada Dinasti Ching, seperti yang dilakukan
juga oleh Annan (Vietnam)".

Ibu kotanya adalah Che Wan Li. Presiden The Ta Tang (Chon Chang)
terpilih melalui pemilu. Kedua presiden dan wakilnya dari Hakka dari
Ka Yin dan daerah Ta Pu. Benderanya empat persegi panjang berwarna
kuning dengan lambang dan kata kata Lan Fang Ta Tong Chi. Panji
kepresidenan berbentuk segi tiga berwarna kuning dengan kata Chuao
(Jenderal). Pejabat tingginya berpakaian ala Tiongkok kuno, sedangkan
yang berpangkat lebih rendah mengenakan pakaian ala barat.

Kabarnya di Pontianak ada prasasti kenangan yang dibuat untuk beliau ,
Juga di Mei Shien Tiongkok ada prasasti sejenis disebuah sekolah yang
dinamakan San Mei Pei Cung Shueh.

Semoga bermanfaat.

0 comments:

Post a Comment

logo
Copyright © 2008 by Arts of Meidy's.
Original Template by Clairvo