Etiket Bisnis Pebisnis Korea dan Jepang
Adakah beberapa dari Reader yang bekerja di perusahaan asing? Atau setidaknya selalu bertemu dengan orang asing untuk urusan bisnis dan pekerjaan? Jika ya, Reader pasti tahu betul bahwa berhadapan dengan orang asing yang berbeda kebudayaan memiliki tantangan tersendiri. Bukan hanya soal bahasa dan cara berkomunikasi yang terkadang menjadi kendala, tapi juga soal kebiasaan, adat, dan tingkah laku yang harus selalu disesuaikan. Mungkin Reader pernah mengalami kejadian unik atau memalukan berkaitan dengan cross-cultural business ini, misalnya Reader lupa tidak membungkuk ketika menyapa bos besar dari Jepang atau selalu kerepotan memenuhi permintaan atasan dari Korea yang ingin segala sesuatunya selesai dengan cepat.
Dalam menjalankan bisnis, setiap negara ternyata memiliki cara yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianutnya. Untuk bisa menjalin bisnis dengan rekan asing, terkadang Reader harus menyesuaikan diri dengan cara mereka. Bukan berarti mengubah budaya perusahaan dan kehilangan jati diri, tetapi mengetahui dan memahami etiket-etiket bisnis yang berlaku serta menerapkannya tatkala bertemu dengan orang asing sesuai dengan kebangsaannya.
Banyak panduan mengenai etiket bisnis internasional yang bisa dipelajari dan beberapa diantaranya adalah seperti dibawah ini:
Jepang.
Business card adalah hal terpenting yang harus Reader bawa ketika bertemu dengan pebisnis Jepang. Setelah Reader bertukar salam (baik dengan cara membungkuk atau berjabat tangan), berikan kartu Reader dengan cara yang sopan, yaitu memegang dengan kedua tangan. Jangan pernah melipat, mencoret-coret, memainkan, apalagi meninggalkan kartu yang Reader terima, sebab Reader akan dianggap tidak menghargai sang pemberi kartu. Simpan kartu-kartu tersebut di tempat yang pantas dan perlakukan dengan hormat. Untuk busana, gaya konservatif dan formal adalah pilihan yang pas. Untuk wanita, sebaiknya menggunakan rok daripada celana panjang. Berhati-hatilah dengan hand gesture dan ekspresi wajah, sebab bisa menimbulkan salah interpretasi. Selalu datang setidaknya 10 menit sebelum waktu pertemuan, terutama jika Reader akan bertemu dengan para bos atau eksekutif senior. Orang Jepang terkenal tepat waktu, jadi buatlah agenda rapat yang tepat waktu pula. Ketika rapat pebisnis Jepang akan mencatat apa-apa saja yang terjadi dalam rapat, maka tidak ada hal yang luput atau terlewatkan.
Korea.
Sama halnya dengan Jepang, pebisnis Korea juga menganggap business card sebagai hal yang penting dalam urusan bisnis, jadi pastikan Reader selalu membawanya. Dalam suatu pertemuan, jarang sekali Reader memperkenalkan diri langsung kepada lawan bicara, biasanya orang ketiga yang akan memperkenalkan Reader. Jika Reader lebih junior, maka Reader harus membungkuk terhadap lawan bicara yg lebih senior/posisinya lebih tinggi. Korea sangat menjunjung tinggi senioritas dan hubungan atasan dan bawahan. Sebagai bentuk penghormatan, biasanya mereka menyapa lawan bicara dengan nama jabatan/profesi/titelnya kemudian dikuti oleh nama keluarga, misalnya: Direktur Kim, Manajer Choi, atau Supervisor Lee. Atau jika Reader tidak yakin, panggil saja dengan sebutan international, misalnya Mr. Kim atau Ms/Mrs Lee. Orang Korea biasanya mengadakan pertemuan bisnis yang dibarengi dengan jamuan atau minum (beralkohol), Reader bisa mengggunakan alasan keyakinan dan kesehatan untuk menolak secara halus tawaran tersebut.
Dua negara ini merupakan negara Asia teratas yang berinvestasi di Indonesia setelah China. Mendekati pasar bebas, akan semakin banyak orang-orang asing yang masuk ke Indonesia untuk mendirikan bisnis. Hubungan kerjasama pun mau tidak mau akan semakin sering terjalin. Diperlukan pengetahuan yang luas dan kepekaan yang cukup tinggi terhadap kebiasaan dan kebudayaan negara yang akan menjadi rekan bisnis Reader. Oleh karena itu, pelajarilah lebih jauh etika-etika bisnis yang berlaku secara internasional agar pendekatan dan jalinan bisnis Reader dengan orang asing bisa berjalan dengan lancar.