Ketika Cinta Bersemi di Kantor
Terlibat asmara dengan rekan sekantor, boleh atau tidak? Pasti akan timbul banyak pertanyaan itu ketika sudah membahas mengenai hal ini. Apakah kantor Reader diperbolehkan menjalin asmara? Jawabnya mungkin bisa ya ataupun tidak. Banyak perusahaan yang memperbolehkan para karyawannya terlibat cinta lokasi, biasanya ada beberapa catatan yaitu salah satunya harus dapat memposisikan profesionalitas antara pekerjaan dan urusan pribadi. Akan tetapi, tidak sedikit perusahaan yang melarang bahkan sampai membuat peraturan ketat agar karyawannya tidak ada yang boleh menjalin asmara dikantor meski pun hanya sebagai berpacaran, dengan alasan bisa merusak konsentrasi.
Wajar saja bila Reader jatuh cinta dengan rekan kerja Reader, karena Reader menghabiskan waktu rata-rata lebih dari 40 jam per pekan dengan mereka. Perusahaan penempatan tenaga kerja Sepherion, pernah melakukan survei atas 1391 orang dewasa di AS menemukan bahwa separuh dari karyawan mengaku ingin berkencan dengan teman sekantornya, setidaknya sekali saja. Dan, 22% dari hubungan asmara antar teman sekerja berlanjut menjadi suami-istri.
Seperti survei berikut ini, menurut 2008 Harlequin Romance Report, ketertarikan orang untuk mencari jodoh di lingkungan kerja masih tinggi. Dilaporkan, 57% pria dan 61% wanita (dari 3000 responden) menyatakan memiliki ketertarikan terhadap seseorang dari teman sekantor. Lebih dari itu, 65% pria dan 56% wanita mencoba membangun hubungan serius dengan rekan kerja. Membuktikan bahwa sesungguhnya masih ada kecenderungan Pria ataupun Wanita masih banyak yang sengaja mencari jodohnya ditempat kerja.
Apabila jatuh cinta sudah sulit dihindarkan, maka jalani saja apa adanya dengan memperhatikan hal-hal berikut:
Perhatikan resikonya. Setiap orang yang sedang jatuh cinta, mungkin Reader tidak sabar ingin tiba di kantor dan juga bersedia bekerja lembur jika ditemani pujaan hati. Namun jika kebahagiaan itu tidak berjalan sesuai keinginan, maka Reader pun harus siap dengan segala resikonya. Jangan sampai hal seperti ini menghambat karir masing-masing.
Konflik kepentingan. Jika Reader terlibat asmara dengan atasan atau bawahan Reader, tetaplah mengutamakan objektifitas. Jika kedua pihak tidak menyadari dengan sungguh-sungguh maka akan sangat sulit untuk melakukan penilaian yang obyektif pada hal-hal yang berhubungan dengan penilaian kinerja atau pun menyangkut pendisiplinan. Bukankah akan sangat sulit untuk meninggalkan unsur subyektivitas ketika Reader (atasan) diminta untuk menilai seseorang (bawahan) yang kebetulan adalah pujaan hati Reader sendiri? Selain itu sebagai atasan, bisa saja Reader "dimanfaatkan" oleh pacar Reader tersebut untuk mencapai kepentingan-kepentingan pribadi tanpa Reader sadari.
Bukan hanya urusan Reader dan dia. Kenyataannya hubungan Reader akan menimbulkan dampak luas bagi rekan kerja yang lain. Secara sadar maupun tidak, hubungan asmara tersebut akan mewarnai berbagai penilaian, pengambilan keputusan dan hubungan kerja antara pasangan yang berpacaran dengan teamwork atau rekan kerja lainnya. Rekan-rekan kerja yang lain mungkin akan cenderung mengambil jarak dengan Reader dan pasangan, ketika mereka melihat Reader sedang duduk berduaan di kantin, ruang meeting, acara-acara company gathering, atau tempat-tempat lainnya karena ingin memberikan privacy kepada Reader berdua. Keputusan-keputusan yang menyangkut promosi, tugas dan tanggungjawab, team building dan pelaksanaan suatu proyek yang melibatkan Reader seringkali diambil berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang menyangkut hubungan asmara Reader. Alangkah sayangnya jika Reader tidak mendapat promosi hanya gara-gara orang lain menilai bahwa reader terlalu mementingkan hubungan asmara daripada pekerjaan.
Hubungan asmara dengan rekan kerja bisa menjadi masalah saat hubungan tersebut sudah menggangu kinerja karyawan tersebut sehingga produktivitas. Human Resource Department atau biasa disebut HRD sebenarnya tidak boleh mencampuri urusan pribadi karyawan. Namun jika hal tersebut sudah dinilai mengganggu maka HRD wajib memberikan teguran secara lisan mau pun tertulis. Permasalahannya adalah banyak perusahaan tidak memiliki batasan yang jelas tentang hal-hal apa saja yang harus dipatuhi oleh individu yang menjalin hubungan asmara dengan rekan kerja di kantor. Hal ini tentu berbeda jika pasangan tersebut sudah sepakat untuk menikah, biasanya sudah ada aturan yang jelas apakah perusahaan membolehkan pegawai yang memiliki hubungan keluarga dapat bekerja di satu perusahaan atau tidak. Bijaksanalah dalam menyikapinya karena tindakan sekecil apa pun akan memberi dampak bagi banyak pihak.
0 comments:
Post a Comment