separate
logo

Nov 3, 2012

meidy

Sony PS4 Orbis powered by AMD APU A10

PlayStation-4-Concept

Bocoran mengenai konsol terbaru Sony PlayStation 4 atau PS 4 ini kembali muncul ke permukaan. Kabarnya, PS 4 besutan Sony yang menggunakan kode nama Orbis ini ditenagai oleh APU (Accelerated Processing Unit) A10 yang telah dimodifikasi dari AMD.

Kabar ini berasal dari sumber bernama VG247 yang mengatakan bahwa Sony telah mengirimkan versi baru dari PlayStation 4 development kit dan berdasarkan sumber dari orang dalam Sony, PS 4 ditenagai oleh AMD APU A10.

AMD APU A10 sendiri adalah prosesor generasi terbarau yang menggunakan kode nama Trinity. AMD APU Trinity ini menggabungkan arsitektur prosesor AMD Piledriver dengan grafis AMD Radeon HD seri 7000 dalam 1 chip.

Jika memang Sony menggunakan basis prosesor AMD APU A10 yang berbasis x86, bukan tidak mungkin PS 4 dapat dimodifikasi menjadi sebuah PC game mengingat AMD APU A10 adalah prosesor x86 yang biasa digunakan pada PC Windows.

Tak hanya itu, sumber dari orang dalam Sony tersebut juga menyebutkan bahwa PS 4 Orbis ini seperti sebua PC game yang telah dimodifikasi dan nantinya akan dipasangkan dengan memori RAM sebesar 8 atau 16GB.

Konsol Sony PS 4 Orbis ini nantinya akan dibekali dengan Blu-ray dan dilengkapi dengan media penyimpanan berupa SSD (Solid State Drive) berukuran 256 GB. Konsol PS 4 ini juga diklaim mampu menjalankan game dengan resolusi HD 1080p hingga 60 fps (frame per second).

Seperti yang dilansir dari Slashgear (01/11/2012), Sony sama sekali tidak menanggapi berita mengenai konsol PS 4. Sampai saat ini peluncuran konsol PlayStation 4 Orbis ini masih menjadi misteri.

Sony sendiri saat ini cukup percaya diri dengan meluncurkan konsol PlayStation 3 versi ramping yang kini telah memasuki pasar.

Jun 25, 2012

meidy

Kaligrafi China, Mewarisi Seni Kebajikan

1546556p

Aspertina - Kaligrafi china adalah salah satu seni kaligrafi tertua di dalam sejarah peradaban manusia. Selama ribuan tahun pula berbagai kebajikan dan pemikiran filsuf ternama macam Lao Tze hingga Konfusius terwarisi di dalamnya. Hingga kini.

Ini pula yang dipraktikkan Lie Hui Cu (68), salah satu penekun seni kaligrafi china atau mabo bi (baca : mao pi). Meskipun sudah berusia lebih dari separuh baya, yaitu 68 tahun, kalau sudah berurusan dengan mao bi, ia akan terlihat energik.

Yang ini kata yao, artinya teman. Yang di sebelahnya, ai, seperti kata wo ai ni, artinya cinta. Kalau dibacany a bareng, bisa diartikan friendship. Persahabatan, tutur Lie mempraktikan tulisan kaligrafi china dengan antusias.

Kata-kata mutiara yang sarat filosofi, doa, dan cerita rakyat adalah bahan-bahan yang bisa diekplor asi dalam seni mao bi. Uniknya, tulisan yang jika dalam bahasa latin harus diuraikan panjang, dengan teknik mao bi, justru dapat lebih ringkas dan bermakna dalam.

Sebagai contoh, kisah pergumulan batin antara Adam dan Hawa saat melawan iblis di Taman Eden yang bisa kita dengar dalam Injil atau Al Quran, bisa diringkas hanya lewat satu kaligrafi. Semua bergantung kelihaian seniman, baik dalam penguasaan bahasa, teknik kaligrafi, maupun imajinasinya.

Dalam seni kaligrafi china kok ada embel-embel Injil dan Al Quran? Inilah uniknya. Mao bi bukanlah representasi dari budaya agama tertentu, meskipun tidak dapat dinafikan jika seni ini berasal dari Tiongkok yang mayoritas warganya beragama Buddha.

Menurut perempuan yang sehari-hari dikenal dengan nama Tjutju Widjaya ini, semuanya bergantung pada sang seniman.

Pada dasarnya, seni mao bi ini tidak mengenal sekat agama, termasuk etnis. Siapa saja itu boleh kok menekuninya, ujar salah satu pendiri Perhimpunan Seni Kaligrafi dan Lukis Zhonghua Indonesia ini.

Hal ini dibenarkan Ketua Perhimpunan Seni Kaligrafi dan Lukis Zhonghua Indonesia Rachmad Iskandar . Menurutnya, semenjak ia mendirikan lembaga kursus kaligrafi china tahun 2000 di wilayah Kebon Jati, Bandung, banyak muridnya yang justru bukan etnis keturunan tionghoa.

“Kami cair saja. Ada yang orang sunda, ada juga yang berjilbab,” tuturnya. Muridnya kini mencapai lebih dari 100 orang. Mayoritas mereka berumur separuh baya. Segelintir adalah anak-anak muda. Meskipun demikian, Rachmad optimis, seni kaligrafi ini dapat terus bertahan selama ada orang yang mau menekuninya.

Seni kaligrafi china, selain melatih kesabaran, juga bisa melatih pernapasan yang baik. Tapi, esensi terpenting adalah mengasah pikiran dan menenangkan jiwa. Dengan kata-kata indah yang dib uat, ini akan mengisi jiwa kita dengan ketenangan. Lewat goresan kuas, kita bisa memberikan arti, tutur Tjutju.

Namun bagi pemula, tidak mudah untuk bisa menulis kaligrafi china. Kalau hanya melukis gambar, orang mungkin bisa tiga tahun mahir. Tapi, kalau kaligrafi china, sepuluh tahun saja belum tentu. Semua bergantung ketekunan, ujar Rachmad yang mengaku telah mengenal kaligrafi sejak usia SD ini.

Kebebasan

Padahal, di Indonesia saat ini, masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia telah diberi kebebasan mempratikkan kebudayaannya sendiri, termasuk seni kaligrafi China. Di era sebelum Gus Dur, ketahuan bawa kertas kaligrafi saja itu bisa disita di airport, berkumpul lebih dua orang harus lapor, ungkap Tjutju mengenang masa pengekangan kebebasan etnis Tionghoa keturunan ini.

Dewasa ini, tulisan dan ukiran kaligrafi china banyak terlihat di kawasan pertokoan yang dimiliki etnis tionghoa keturunan, bahkan di pusat-pusat perbelanjaan, terutama di saat menjelang Imlek seperti sekarang.

Seperti di Mal Riau J unction, akhir pekan lalu, para pengunjung antusias menyaksikan demo cara membuat kaligrafi china yang dipraktikkan ahli mao bi, Anwar Hidajat. Mereka sampai rela antre dan berdesa-desakan untuk dibuatkan nama dari kaligrafi china.

Sumber: Kompas

Jun 9, 2012

meidy

KITA SEMUA SEMPURNA

Diceritakan ada seekor siput dan seekor kaki seribu yang berkawan dekat. Mereka tinggal di hutan rimba dengan pohon rindang di mana-mana. Meski berteman, ada satu hal yang membuat mereka kadang iri satu sama lain.
Siput berjalan amat lambat.  Ia terus memperhatikan jumlah kaki si kaki seribu yang tak terhitung banyaknya. Si kaki seribu pun dapat berjalan sangat cepat.


"Kakimu amat banyak kaki seribu. Andai aku punya banyak kaki sepertimu. Ya,tak perlu sebanyak punyamu memang. Beberapa pasang saja sudah cukup kurasa agar aku dapat berlari cepat jika suatu saat dikejar-kejar elang," kata siput suatu hari."Andai bisa kuberikan padamu beberapa pasang, pasti akan kuberi, teman," jawab kaki seribu. Ia menghela napas, "Sebenarnya aku pun ingin sekali punya cangkang kokoh seperti punyamu. Lihat? Aku hanya bisa berlari kencang. Ayam-ayam hutan di luar sana bahkan dapat berlari lebih kencang dariku. Aku butuh cangkang untuk melindungi diri jika suatu waktu terdesak."
"Jika saja cangkangku bisa ditukar dengan kakimu," ucap siput sedih. Kedua
sahabat itu tak berkata-kata lagi setelahnya.


Hingga esok paginya ketika terbangun dari tidur, keajaiban muncul. Dua sahabat itu sudah mendapatkan apa yang mereka mau. Siput dengan kakinya yang banyak dan kaki seribu dengan cangkangnya yang kokoh. Namun, tak ada cangkang lagi di tubuh siput dan tak ada lagi kaki di badan kaki seribu.
Suatu siang yang terik ketika sedang nyamannya beristirahat, siput dikejutkan oleh kemunculan tiba-tiba seekor elang. Elang itu mengincarnya sejak tadidan sekarang sedang menukik menyerang.


Siput tersentak kaget dan dengan kaki barunya ia pun berlari amat kencang. "Kau tak bisa menangkapku, elang!" batin siput. Namun malang, laju terbang elang jauh lebih cepat dibanding lari siput. Ketika siput ingin melindungi diri,
cangkangnya sudah tak ada. Siput pun tertangkap.
Di lain tempat kaki seribu pun sedang dikejar-kejar ayam hutan. Ia pun langsung bersembunyi di cangkangnya. "Cangkangku kokoh. Kau tak akan bisa menangkapku, ayam hutan!" ucap kaki seribu. Namun sama malangnya, paruh ayam hutan yang ramping dan tajam dapat dengan mudah mengorek isi cangkang. Kaki seribu pun tertangkap.


Hikmah apa yang dapat kita ambil dari cerita di atas?
Terkadang kita merasa amat kurang. Merasa apa yang didapat orang lain jauh lebih menguntungkan. Merasa Tuhan salah alamat memberikan nikmatnya. Wajar memang.


Saya pernah mendengar sebuah pepatah yang menyatakan,"God loves us equally, but he threats us differently. And He gives us what we need not what we want".
Terjemahan bebasnya lebih kurang bahwa Tuhan mencintai kita semua sama besarnya, dengan cara yang berbeda-beda. Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Jadi, mungkin apa yang kita anggap baik buat kita, tak seperti itu adanya.


Seperti lirik lagunya Lady Gaga Born This Way:
"I'm beautiful in my way
'Cause God makes no mistakes
I'm on the right track, baby
I was born this way."


Jadi, yuk sama-sama belajar bahwa kita semua sempurna, kita semua lengkap, dengan cara kita masing-masing.

Jun 8, 2012

meidy

Muslim Di Tiongkok

Islam masuk ke negeri Tiongkok,menurut catatan sejarah yaitu pada akhir masa dinasti Sui atau menjelang berdirinya dinasti Tang(abad ke 7 m),pada awalnya dibawah oleh saudagar-saudagar arab yang datang di sekitar bandar kanton(guang dong), dan bandar quanzhou bahkan sampai sekarang masih ada keturunan arab tinggal di kota ini dan banyak makam  para ulama islam tionghoa keturunan arab di kota Quanzhou tersebut

Islam mengalami masa kegemilangan pada zaman dinasti Ming(1368-1644), pada masa sebelumnya, dinasti Yuan(1279-1368), orang-orang muslim banyak menduduki pos-pos penting di pemerintahan, seperti jabatan di berbagai jawatan kementerian  serta sekretariat negara. Dinasti Yuan adalah dibangun oleh suku Mongolia di Tiongkok.

Orang Mongolia memang mahir  berperang namun tidak mengerti administrasi dan pengelolahan negara oleh karena bangsa Han yang ditaklukannya  lebih maju peradabannya . Maka timbul keinginan untuk mengangkat turunan muslim untuk menduduki jabatan negara  karena faktor politik tidak memungkinkan mengangkat orang-orang han pada waktu itu.

Namun bukan berarti waktu itu  umat Islam tidak mengalami tekanan ,karena ada perbedaan budaya yang besar sekali antara pemerintah Mongol dan  kebanyakan muslim pada saat itu sehingga menimbulkan orang muslim juga diperlakukan tidak adil sehingga mempelopori  berdirinya dinasti Ming dengan mengadakan perlawanan terhadap pihak dinasti Yuan. Kemudian pada masa dinasti Ming itu  banyak pejabat negara yang beragama Islam,dan pernah kaisar Ming Chengzhu,mengirim misi muhibah persahabatan  yang dipimpin oleh laksamana Zhenghe yang muslim menuju ke negara Asia Tenggara, India, semenanjung Arab dan Afrika Barat.

Setelah dinasti Ming runtuh bangsa Man dari utara menggantikan pemerintahan Ming mendirikan dinasti Qing. Pada zaman itu umat islam yang tinggal di Tiongkok barat laut mendapat tekanan dari dinasti Qing, karena banyak  umat islam pada waktu itu mendukung dinasti Ming, banyak perlawanan yang dilakukan oleh pahlawan-pahlawan muslim pada waktu itu kepada dinasti Qing, dan belakangan diikuti oleh orang-orang han sehingga pendiri Republik Tiongkok (Republic of China) dr.Sun Yat Sen (Sun Zhong Shan) di dalam San Min Zhu Yi (tiga landasan pokok negaranya mengakui  keberanian pahlawan-pahlawan muslim sebagai sumber inspirasi utama perjuangan kebebasan negara Tiongkok modern.

Pada masa Republik Tiongkok / Republic of China (1911-1949) , umat islam banyak menduduki pos-pos kementerian negara, dan menjadi petinggi partai Kuo Min Tang. Pada waktu itu banyak madrasah didirikan, menurut catatan pemeintah nasionalis  Kuo Min Tang yang sampai sekarang menguasai Taiwan. Di Beijing hampir ada 40 masjid, hingga kini dibawah pemerintahan  komunis Republik Rakyat Tiongkok tinggal 3 masjid yang sisanya di alih fungsikan sebagai pabrik.
Keadaan muslim sesudah berdirinya Republik Rakyat Tiongkok di tahun 1949 dibawah Gong Chan Dang atau Partai Komunis Tiongkok dalam negara pada mulanya sangat sulit , terutama saat terjadi Revolusi Kebudayaan (1966-1976) . Waktu itu umat Islam dan umat beragama lain dilarang beribadah, Al Qur'an dibakar dan tidak diperkenankan untuk membacanya. Masjid-masjid ditutup dan dialih fungsikan untuk kepentingan olahraga.

Setelah era keterbukaan dimasa Deng Xiaoping , umat Islam kembali menghirup udara segar. Masjid-masjid berfungsi kembali , segala kegiatan agama berkembang pesat dan taraf kehidupan muslim juga maju.

Sekarang ini telah ada Asosiasi Islam Republik Rakyat Tiongkok (Zhongguo yisilan xie hui). Juga banyak pusat kajian islam dan pesantren berdiri,seperti salah satunya Qinghai Koran 
Institute, di ibukota propinsi Qinghai, Xining. Bahkan sebagian produk makanan di Tiongkok telah mencantumkan produk halal  atas rekomendasi dari asosiasi islam RRT. Sekarang bahkan pemerintah telah memfasilitasi haji lewat Beijing dan  Lanzhou (propinsi Gansu). Beberapa wilayah yang mayoritas muslim diberikan hak otonomi untuk melaksanakan kebebasan  beragama dan menjalankan kebudayaannya sendiri,bahkan banyak orang tua muslim yang menyekolahkan anak-anaknya  ke Timur Tengah untuk memperdalam Islam.
B. PERANAN MUSLIM TERHADAP NEGARANYA
1.Dalam bidang agama dan pendidikan:
Banyak cendekiawan Islam sekarang ini yang mahir dalam ilmu-ilmu keislaman,seperti Majihan (alumnus univ Al-Azhar) yang menerjemahkan Qur'an dari bahasa Arab ke bahasa Tionghoa, dan kemudian salinan terjemahannya dijadikan acuan  cetak oleh pemerintah Arab Saudi untuk mencetak terjemahan Qur'an bahasa Tionghoa yang telah disebarkan ke seluruh dunia. Kemudian Wang Jingzhai yang menejemahkan Qur'an dalam bahasa Tionghua dalam tiga tahapan yaitu terjemahan ilmiah, sederhana  dan mudah supaya dapat dipelajari oleh pembaca yang mempunyai tahapan pengetahuan yang berbeda,dll.
2.Dalam bidang iptek:
Pertama-tama , orang di Tiongkok yang mengembangkan penemuan bangsa Han adalah orang-orang Islam seperti mesiu . Orang Islam yang pertama-tama memanfaatkan untuk dibuat bahan senjata meriam sehingga meriam pertama kali  disebut Hui Hui Canons (Hui+Muslim). Kedua dengan tekhnologi kompas Ma Zhenghe(Ma Sanbao), mengadakan pelayaran  muhibah persahabatan dengan negara-negara lain di luar Tiongkok.
3.Dalam bidang pemerintahan dan militer:
Muslim selalu dalam barisan nomor depan dalam masalah-masalah kenegaraan,seperti dapat kita lihat sejak zaman dinasti Tang, Song, Yuan , Ming hingga pemerintahan republik nasionalis, selalu menempati pos kementerian  negara dan jawatan penting lainnya . Serta dalam bidang militer , Umar Bai Zhongsi , seorang jenderal Kuo Min Tang di masa republik nasionalis telah menyumbangkan keberaniannya demi negara di dalam memimpin tentara republik  menghadang agresi Jepang.
C.Kondisi sekarang
Republik Rakyat Tiongkok  dengan populasi yang hampir 1,5 milyar, memiliki 56 suku, dengan bangsa Han menduduki 92%. Sisanya adalah suku minoritas, tapi mayoritas bangsa Han tidak beragama sebagian kecilnya menganut Buddha , Tao dan belakangan ini  ada yang Nasrani. Sedangkan suku yang memeluk agama Islam adalah suku Hui, suku Uighur, Tajiks, Uzbeks, Kazakh, Tatar, Salar, Bao'an, Dongxiang dan Kirgiz. Mereka banyak tinggal diwilayah bagian barat-laut, timur-laut dan bagian utara Tiongkok, seperti di daerah propinsi Gansu, propinsi Qinghai , daerah otonomi Ningxia dan daerah otonomi Xinjiang (4 daerah mayoritas), propinsi Shaanxi, Shanxi, Yunan, bagian barat daerah otonomi Mongolia dalam, propinsi Taiwan dan ibukota beijing. Secara kasar oleh orang asing yang tidak belajar kebudayaan Tiongkok , menggangap bangsa Tionghoa dalah orang Han saja,  tapi suku minoritas lainnya juga termasuk bangsa Tionghoa.
Kata islam dalam bahasa Tionghoa disebut Huijiao (karena identik dengan suku Hui), atau Qingzhen jiao (merujuk pada kata qing = jernih,murni dan zhen yang berarti sungguh, asli, atau terjemahan Arab dari kata halal, karena orang muslim tidak makan babi dan minum arak, juga kebiasaan muslim Tiongkok yang tidak merokok? masjid dinamai Qingzhensi), atau disebut pula Tianfangjiao merujuk pada kata Tianfang yang berarti rumah Tuhan / baitullah.

Baru belakangan disebut Yisilanjiao, penganutnya disebut Huizu (merujuk pada suku Hui) atau musilin(muslim). Peninggalan berupa masjid, yang tertua di kota Guangzhou (propinsi Guangdong), masjid Huaisheng yang dibangun pada masa  dinasti Tang . Masjid Fenghuang di kota Hangzhou (propinsi Zhejiang), dibangun pada masa dinasti Song utara. Masjid Quanzhou dipropinsi Fujian juga dibangun pada masa dinasati Tang, kemudian masjid Tian e di kota Yangzhou  (propinsi Zhejiang). Selain itu ada masjid lainnya yang terkenal adalah masjid Niujie, masjid Huashi dan 
masjid Dongsi di kota Beijing yang berarsitektur khas Tiongkok , masjid Shaanxi di kota Xi'an dan masjid Dongguan di kota Xinning , serta masjid Aidiga di daerah Kashi di Xinjiang yang disebut masjid terbesar di Tiongkok / dalam perayaan  idul kurban yang bisa menampung 7000-8000 jama'ah.

Yang menarik perhatian; muslim di tiongkok merayakan Idul Kurban lebih meriah dan lebih besar dari perayaan Idul Fitri.

SUMBER

  1. Zhongguo wenxue yu zhongguo wenhua zhishi, (chinesse literature and chinese culture), terbitan Dongnan University Nanjing tahun 2005.
  2. Fan gu xi yang, terbitan Ke xue pu ji press Beijing,tahun2005
  3. Illustrated history of china, Beijing press, tahun 2004
  4. Perkembangan islam di tiongkok,karya DR ibrahim tian ying ma ,terbitan bulan bintang
  5. China Radio International website

May 7, 2012

meidy

Kopitiam Oey

 


IMG_1957

Kopitiam Oey ini merupakan warung kopi milik Pak Bondan Winarno, host dari program acara "Wisata Kuliner" di salah satu televisi. Menu utama Kopitiam Oey adalah minuman kopi akan tetapi juga menyajikan minuman lainnya ataupun makanan-makanan untuk kudapan (Snack)

Nama Kopitiam sebenarnya berasal dari kata "kafe tien" (dialek Hokkien) yang artinya Warung Kopi. Sedangkan nama Oey (baca: ui) diambil dari nama marga, dimana Pak Bondan masih dalam garis keturunan marga Oey.
Berdasarkan sejarahnya, para perantau Hainan dulunya memiliki tradisi membuka kopitiam di berbagai kawasan Asia termasuk di beberapa wilayah di Indonesia. Oleh karena itu menu-menu yang di sajikan dengan tetap mempertahankan cara penyajiannya yakni disedu tanpa menggunakan mesin seperti kopi saring atau Kopi-O.

Ada kesan arsitektur Tionghoa peranakan saat masuk ke dalam kedai kopi ini. Barisan lampion berwarna merah, padanan kain batik pada kelambu dan taplak meja, dan selembar lukisan klasik bergambar seorang Nonya tanpa baju memperkuat kesan peranakan tersebut.

Arsitektur peranakan memang memiliki ciri berupa akulturasi budaya yang kental antara langgam Tiongkok dan Jawa. Perpaduan ini selain sangat romantik, juga memunculkan kesan sederhana yang kuat. Ada kemewahan yang bersahaja dari interior kedai ini. Perlahan kebisingan kota Jakarta pun berlalu, digantikan dengan bayangan saya tentang kehidupan para Babah dan Nonya di sekitar bantaran kali Ciliwung pada abad 17.


Beberapa elemen interior juga menarik perhatian. Seperti wadah lampu yang bergantungan seperti sangkar burung, serta tulisan-tulisan hokkien yang menggantung di pintu selamat datang dengan warna cat yang senada dengan lampion. Cahaya lampu neon perlahan menjadikan suasana ruangan menjadi cozy.

IMG_1948
Daftar menu-menu yang ditawarkan Kopitiam Oey antara lain seperti :
Kopi Toebroek Djawa
Kopi Saring / Kopi-O
Kopi Susu Vietnam
Kopi Taloe Boekittinggi
Ijs Kopi Sisiliana

2011-12-03 10.51.00


Selain menu minuman kopi, Kopitiam Oey juga menyediakan minuman teh serta makanan untuk breakfast, lunch dan dinner. Jika butuh makanan yang sedikit menggugah selera makan, Kopitiam Oey menawarkan menu baru yakni Soto Tangkar Pipi Sapi yang dagingnya diambil dari bagian dalam pipi sapi. Sedangkan untuk kuah Soto Tangkar Pipi Sapi ini hampir mirip dengan soto Betawi, namun yang menjadikannya berbeda yakni tampilan sotonya diberi irisan tomat serta kentang.Kopitiam Oey mulai buka pada pukul 07.00 hingga pukul 22.00 WIB

 

Sumber : Harian Lokal

May 6, 2012

meidy

SBY: Tak Ada Lagi Istilah Nonpribumi

sby1

VIVAnews-Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan Indonesia saat ini tidak lagi mengenal perbedaan pribumi dan non-pribumi ataupun warga asli dan warga keturunan. Semuanya duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi serta memiliki hak sebagai warga bangsa yang sama.


Hal tersebut ditegaskan SBY dalam perayaan Cap Go Meh kelima di Kemayoran, Jakarta. Menurut SBY Undang-Undang Dasar telah menegaskan, bahwa semua warga negara berkesamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan. Karena itu, semua warga negara termasuk masyarakat Tionghoa, mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai Warga Negara Republik Indonesia.


"Kita tidak lagi mengenal pribumi dan non-pribumi atau warga asli dan warga keturunan," kata Yudhoyono, Rabu malam, 8 Februari 2012.
Dalam kesempatan ini, Presiden SBY juga memberikan penghargaan kepada 10 masyarakat Tionghoa yang berperan aktif dalam corporate social responsibility dari berbagai pihak. SBY memberikan penghargaan berupa Apresiasi CSR Sejahtera 2012.


"Saya mengajak masyarakat Tionghoa, terutama yang bergerak di dunia usaha, untuk mewujudkan kepedulian kepada sesama warga bangsa, dengan meningkatkan tanggung jawab sosial perusahaan secara luas dan berkelanjutan," kata Yudhoyono. "Negeri ini memerlukan kesetiakawanan dan persaudaraan yang tinggi.  Yang kaya membantu yang miskin, yang kuat membantu yang lemah."


Dalam kesempatan yang sama SBY juga mengajak para pengusaha Tionghoa untuk mensinergikan dunia usaha dengan agenda besar pemerintah, untuk mempercepat dan memperluas pembangun-an ekonomi yang menyejahterakan masyarakat kita.


Berikut penerima penghargaan Apresiasi CSR Sejahtera 2012 yang terbagi dalam lima kategori:


1. Kategori Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat kepada Presdir PT. Bogasari Flour Mills Franciscus Welirang dan Presdir PT. Adaro Indonesia Garybaldy Tahir


2. Kategori Bidang Kesehatan kepada Presdir PT. Sido Muncul Irwan Hidayat dan Komisaris Utama PT. Kalbe Farma Dr. Boen


3. Kategori Bidang Lingkungan kepada Presdir PT. Djarum Budi Hartono dan Presdir Agung Podomoro Group Trihatma


4. Kategori Bidang Budaya kepada Presiden Komisaris PT. Aqua Golden Missisippi Lisa Tirto Utomo dan Presdir PT. Nyonya Meneer Charles Saerang


5. Kategori Bidang Pendidikan kepada Pemilik Ciputra Group, Ciputra dan Pendiri Putra Sampoerna Foundation Putra Sampoerna

May 5, 2012

meidy

Batik Singkawang Akan Dipamerkan di Festival Imlek Semawis

 

index

Semarang - Suara Merdeka, Seperti tahun-tahun sebelumnya, atmosfer budaya tradisional China kembali dihadirkan di kawasan pecinan Semarang, persisnya di sepanjang jalan Gang Warung dengan acara "Festival Imlek Semawis" mulai 20-22 Januari 2012.

Acara itu untuk meramaikan Imlek, yang didukung penuh oleh Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Semarang, khususnya sebagai upaya menarik wisatawan mengunjungi Kota Semarang.

Menurut Ling Ling, ketua penyelenggara Waroeng Semawis, pengunjung akan dapat menikmati musik tradisional China, wayang potehi, aneka pameran produk UKM, pameran batik Singkawang, rally foto pelajar dan juga bisa mencicipi aneka kuliner khas China dan Kalimantan Barat.

"Untuk membuat nyaman pengunjung, kami akan sediakan tenda peneduh jika terjadi hujan persisnya di sepanjang jalan Gang Warung," kata Ling Ling.

Dia menambahkan, pihaknya masih menyediakan acara menarik dalam rangka Tahun Baru China, yakni pada 29 Januari dan 5 Februari di tempat yang sama. "Kami akan sediakan angpao dan hadiah lain untuk para pengunjung yang beruntung," kata dia. 

Sumber : Suara Merdeka

meidy

HARY TANOE : SAYA TIDAK MERASA SEBAGAI ORANG CHINA

 image

Orang terkaya nomor 13 di Indonesia, Hary Tanoesoedibjo, mengatakan dirinya tidak pernah merasa sebagai orang China. Ia juga menegaskan terjunnya dirinya ke panggung politik dengan bergabung sebagai Ketua Dewan Pakar Partai Nasdem tidak untuk bertarung sebagai calon presiden atau menjadi anggota parlemen. Selain itu, Hary juga membantah ia ingin menggunakan politik untuk mendongkrak bisnisnya.

"Saya tidak pernah merasa sebagai orang China. Saya ini orang Indonesia sejati. Cara pandang yang selama ini salah harus diubah," kata dia dalam wawancara dengan Reuters yang dilansir kemarin (27/5).

Sambil menegaskan tidak punya ambisi pribadi dalam politik, pria yang kerajaan bisnisnya ditaksir bernilai US$ 7,6 miliar ini mengatakan, reformasi di Indonesia sejak lengsernya Soeharto pada 1998 berjalan terlalu lambat. Itu sebabnya ia ingin melakukan perubahan lewat partainya.

"Mayoritas rakyat menginginkan perubahan," kata Hary yang kini berusia 46 tahun. Untuk itu, kata dia, diperlukan reformasi politik dan hukum serta perang melawan korupsi.

Hary belakangan ini kerap muncul lewat iklan di salah satu stasiun televisi miliknya, RCTI. Hary yang memulai bisnisnya lewat perusahaan sekuritas di Bursa Efek Surabaya (BES) di tahun 1990-an, kini menciptakan preseden yang sangat jarang terjadi, yakni seorang pengusaha papan atas Tionghoa menjadi petinggi partai politik.

 

Sumber. Harian Lokal

Mar 3, 2012

meidy

Hari Raya Cap Go Meh di seluruh Indonesia

cap go meh singkawang

Setelah Imlek, masyarakat Tionghoa merayakan Cap Go Meh atau hari kelima belas
yang merupakan penutup dari seluruh rangkaian perayaan Tahun Baru China.

Cap Go Meh melambangkan hari ke-15 dan hari terakhir dari masa perayaan Imlek
bagi komunitas kaum migran Tionghoa yang tinggal di luar China. Istilah ini
berasal dari dialek Hokkien dan secara harafiah berarti hari kelima belas dari
bulan pertama.

Saat itu juga merupakan bulan penuh pertama dalam Tahun Baru tersebut.

Perayaan ini dirayakan dengan jamuan besar dan berbagai kegiatan. Di Taiwan biasanya
dirayakan sebagai Festival Lampion. Di Asia Tenggara biasa dikenal sebagai hari
Valentine Tionghoa, masa ketika wanita-wanita yang belum menikah berkumpul
bersama dan melemparkan jeruk ke dalam laut (suatu adat yang berasal dari
Penang, Malaysia).

Hari raya Cap Go Meh yang jatuh pada tanggal 15 bulan satu tahun Imlek adalah
hari raya tradisional Tiongkok yang bersejarah dua ribu tahun lebih. Menurut
tradisi rakyat Tiongkok, berakhirnya perayaan Cap Go Meh menandakan selesainya
seluruh perayaan Tahun Baru Imlek. Untuk tahun ini hari raya Cap Go Meh jatuh
pada tanggal 21 Februari, yakni besok.

Merayakan Cap Go Meh pada zaman kuno menandakan bahwa musim dingin akan lewat
dan musim semi akan tiba, yang artinya adalah musim menabur dan menuai segera
dimulai.

Malam Cap Go Meh adalah malam pertama bulan purnama setiap tahun baru. Pada
malam itu, rakyat Tiongkok mempunyai kebiasaan memasang lampion berwarna-warni,
karena itu festival ini juga disebut "hari raya lampion".

Menyaksikan lampion dan makan onde-onde adalah dua kegiatan penting dalam
merayakan Cap Go Meh. Dan dari manakah asal usul tradisi pasang lampion pada
Festival Cap Go Meh? Konon pada tahun 180 Sebelum Masehi, pada masa Dinasti Han
Barat Kaisar Han Wen di naik takhta pada tanggal 15 bulan pertama Imlek.

Untuk merayakan penobatannya, Kaisar Han Wen di memutuskan menjadikan tanggal 15
bulan pertama sebagai hari raya lampion. Pada malam tanggal 15 bulan pertama
setiap tahun, ia mempunyai kebiasaan keluar istana untuk berjalan-jalan dan
merayakan festival itu bersama rakyat.

Pada tahun 104 Sebelum Masehi, Festival Cap Go Meh secara resmi dicantumkan
sebagai hari raya nasional. Keputusan itu membuat skala Festival Cap Go Meh
meningkat lebih lanjut. Menurut peraturan, setiap tempat umum dan setiap
keluarga diharuskan memasang lampion berwarna-warni.

Dan di jalan-jalan utama dan pusat kebudayaan juga digelar pameran lampion
besar-besaran secara meriah. Seluruh rakyat, baik tua maupun muda, pria maupun
wanita semuanya mendatangi pameran lampion untuk menyaksikan lampion dan tarian
lampion naga. Mereka juga bisa ikut permainan menebak teka-teki. Menurut catatan
kitab sejarah, lampion paling spektakuler adalah Lampion Ao shan deng yang dibuat
pada masa Dinasti Song abad ke-10. Ao shan adalah gunung tinggi di lautan yang
dalam dongeng kuno diceritakan bahwa gunung Ao shan terapung-apung mengikuti
gelombang laut.

Untuk membuat Gunung Ao shan dapat berdiri stabil, Kaisar Khayangan memerintahkan
15 ekor kura-kura untuk menyokongnya. Dongeng itu menceritakan bahwa saat itu
rakyat merancang lampion Ao shan secara besar-besaran dengan beberapa kura-kura
berukuran besar menggendongnya. Di atas gunung itu dinyalakan ribuan lampion,
dan di atas permukaan lampion-lampion itu dihiasi batu, pohon, patung dan
lukisan. Di atas gunung lampion itu, para pemusik memainkan musik, dan di depan
gunung itu juga dibangun sebuah panggung untuk menggelar pertunjukan tari.

Lampion warna warni yang dipasang pada Festival Cap Go Meh kebanyakan dibuat
dari kertas berwarna terang. Lampion bernama "zhou ma deng" atau lampion kuda
berlari adalah salah satu jenis lampion yang paling menarik. Konon lampion itu
sudah bersejarah seribu tahun lamanya.

Makan onde-onde pada hari raya Cap Go Meh juga merupakan salah satu kebiasaan
lama. Kebiasaan makan onde-onde dimulai dari masa Dinasti Song (tahun 960-tahun
1279 Masehi). Onde-onde dibuat dengan tepung beras ketan dan selai buah. Setelah
dimasak, rasanya lezat sekali. Di kemudian hari, rakyat di bagian utara menyebut
makanan itu sebagai "yuan xiao" dan rakyat di selatan menyebutnya sebagai
"tang yuan". Cara pembuatan onde-onde di utara juga lain dengan di selatan.

Kini onde-onde sangat bervariasi. Lain tempat, lain pula cara pembuatan dan
rasanya.

Pada Festival Cap Go Meh, selain menikmati lampion dan makan onde-onde, rakyat
juga mengadakan kegiatan hiburan lainnya, seperti jangkungan, tari yangge
(semacam tarian khas bagian utara Tiongkok) dan pertunjukan tari singa. Di
sebagian daerah, misalnya di Yanqing Beijing dan Kota Harbin Provinsi
Heilongjiang bagian timur laut Tiongkok biasanya digelar Festival Lampion Es
menjelang Hari Raya Cap Go Meh.

 

Cap Go Meh di Glodok, Chinatown-nya Jakarta:

 

Cap Go Meh di Singkawang

Singkawang dikenal sebagai China Town Indonesia, juga dikenal dengan Kota
Seribu Kuil atau biasa juga di kenal sebagai kota Amoy (Gadis yang mulai beranjak dewasa). Perayaan Cap Goh Meh di Singkawang biasanya ditandai dengan arak-arakan para Tatung menuju vihara atau klenteng.

singkawang tatung

Ritual arak-arakan Tatung

Tatung adalah media utama Cap Go Meh. Atraksi Tatung dipenuhi dengan mistik dan
menegangkan, karena banyak orang kesurupan, dan orang-orang inilah yang disebut
Tatung. Uniknya di Singkawang banyak pribumi atau orang Dayak yang juga turut
serta menjadi Tatung, mereka terdorong berpartisipasi karena ritual Tatung mirip
upacara adat Dayak.

Perayaan dipercaya sudah dilaksanakan turun temurun sejak 200 tahun yang lalu.
Para tatung berasal dari berbagai vihara yang tersebar di seluruh Singkawang,
oleh karena itu tak heran kalau Singkawang juga mendapat julukan kota seribu
kuil.

Dalam 1 vihara atau klenteng kadang terdiri lebih dari 1 orang Tatung. Pagi hari
di hari ke 15 ini, para Tatung akan berkumpul untuk melakukan sembahyang kepada
Langit di altar yang sudah disiapkan. Perjalanan para Tatung di tandu dengan
menggunakan tandu yang beralaskan pedang tajam atau paku tajam, sambil
memamerkan kekebalan tubuhnya. Ada juga yang naik tangga pedang, biasanya
terdiri dari 36 atau 72 pundak/tangga. Semakin bisa naik ke atas maka artinya
semakin kuat juga ilmu Tatung tersebut.

Kegiatan ini telah mulai dikembangkan sebagai objek pariwisata untuk menarik
wisatawan domestik maupun mancanegara.

Setelah tiga tahun beruntun tidak direstui, akhirnya prosesi Cap Go Meh/Goan
Siao di Manado keluar juga di tahun Kelinci Emas ini. Setelah tiga hari sesudah
Imlek, tepatnya hari Minggu, 6 Februari diadakan prosesi ritual di klenteng
tertua di kota Manado, Ban Hing Kiong. Prosesi ritual sudah dilaksanakan dari
malam sebelumnya, sekitar pukul 23.00, hingga puncaknya pada siang hari keesokan
harinya.

Setelah “ditanyakan“ melalui 2 buah kayu popoe yang dilakukan di Klenteng Ban
Hing Kiong Manado, hasilnya prosesi Cap Go Meh di Manado tahun ini direstui
untuk bisa dilakukan di jalan raya. Segenap umat Tridharma pun bersorak gembira
setelah menanti penantian yang panjang selama tiga tahun lamanya.

Untuk kegiatan prosesi Cap Go meh/Goan Siao didaerah Sulawesi Utara, yang
direstui untuk dilakukan di jalan raya/kirab, hanya di Manado dan Tomohon. Di
Bitung, tepatnya di klenteng Seng Bo Kiong, prosesi Cap Go Meh tidak direstui
oleh Thian. Oleh karenanya, prosesi Cap Go Meh hanya dilakukan didalam klenteng
atau seputar halaman klenteng saja.

Sebagai info, dalam acara Cap Go Meh yang akan berlangsung pada tanggal 17
Februari nanti di Manado, akan ada sekitar 10 Thang Sin dan belasan Kio/Usungan,
serta diikuti puluhan kereta hias/pikulan. Rute yang akan dilewati sendiri,
masih disekitar komplek seputara kampung China yang berbentuk letter 9.

Para turis mancanegara maupun lokal pun pasti berdatangan untuk menonton atraksi
para Thang Sin yang diyakini membawa berkah. Untuk kegiatan seperti perayaan Cap
Go Meh ini, apabila pemerintah serius mengelolanya, dan dijadikan iven tetap
pariwisata tahunan, pasti akan mendatangkan devisa bagi daerah. Hotel-hotel pun
pasti terbantu karena tingkat hunian meningkat.

Cap Go Meh di Jakarta

Kemeriahan Festival Cap Go Meh mulai terasa sejak ratusan pengunjung memasuki
kawasan PRJ yang diwarnai dengan pernak-pernik budaya Cina berwarna merah.
Pengunjung juga akan dihibur dengan menyaksikan kelincahan barongsai yang
bermain di atas tonggak. Ataupun sekadar menonton keriuhan lomba barongsai yang
diikuti puluhan grup tari tradisional Cina itu dari sejumlah kota di Tanah Air.

Penonton juga bisa menikmati atraksi debus ala Cina yang mendebarkan maupun
warna-warni pesta kembang api. Jika ingin punya kenang-kenangan spesial,
pengunjung bisa berfoto bernuansa kerajaan mengenakan kostum ratu dan raja ala
Tiongkok. Cukup dengan merogoh kocek Rp 35 ribu per orang. Anda pun bisa
menikmati acara hiburan tersebut. Sebab, festival yang digelar hingga 20
Februari nanti itu tiket masuknya hanya dibanderol Rp 5.000 per orang.

Jakarta memiliki seratus lebih kelenteng. Beberapa diantaranya berusia uzur,
salah satunya Kelenteng Petak Sembilan. Kelenteng ini dikelilingi tembok. Pintu
utamanya berada di Selatan, berupa gapura naga merah. Sebelah kiri gerbang ada
deretan tiga kelenteng tua. Di halaman kedua terdapat kelenteng utama menghadap
Selatan berikut dua singa (Bao Gu Shi) yang konon berasal dari Provinsi
Kwangtung, Tiongkok Selatan.

Gedung utama Petak Sembilan didominasi warna merah. Atap bangunannya melengkung
ke atas, berhias sepasang naga. Di dalam ruangannya terdapat puluhan lilin
berukuran besar, setinggi badan orang dewasa dan ratusan lilin-lilin kecil yang
menyala. Di bagian samping kiri gedung utama terdapat bekas kamar-kamar para
rahib. Sedangkan di pojok kanan halaman belakang terdapat sebuah lonceng buatan
tahun 1825 yang konon merupakan lonceng tertua dari semua kelenteng di Jakarta.

Menjelang perayaan imlek, biasanya para petugas di kelenteng ini sibuk
membersihkan dan mengecat ulang pagar besi dengan cat berwarna merah. Kelenteng
ini tak pernah sepi pengunjung, terutama masyarakat Tionghoa yang ingin
bersembahyang. Banyak pula para peziarah dan wisatawan yang datang sambil
melihat aktivitas ritual pengunjungnya. Keindahan dan kekhasan kelenteng ini,
juga kerap dijadikan obyek pemotretan para penggemar fotografi dan juga lokasi
syuting video musik.

Kemeriahan menjelang Imlek juga terlihat di sejumlah pasar tradisional yang
biasa dikunjungi masyarakat Tionghoa, seperti Pasar Petak Sembilan di seberang
pusat elektronik Glodok, Jakarta Barat. Pasar ini tak pernah sepi, terlebih 10
hari menjelang Imlek. Banyak warga keturunan Tionghoa dari berbagai pelosok
Jakarta datang ke pasar ini untuk membeli pernak-pernik Imlek dan penganan khas
Imlek seperti kue keranjang berupa dodol khas China yang dibungkus daun atau
plastik. Kue ini diburu pembeli untuk dimakan sendiri, diantar ke sanak keluarga
dan rekan serta untuk sembahyang.

Di Pasar ini juga dijual aneka manisan kering seperti kana, buah plum, dan kulit
jeruk yang dimaniskan. Makanan yang berasa manis seperti manisan dan permen
dipercaya warga keturunan Tionghoa sebagai perlambang hidup yang manis. Oleh
karenanya kedua cemilan ringan itu kerap disuguhkan saat merayakan Imlek agar
tahun baru membawa kemanisan.

Di sana juga banyak dijual buah khas Imlek seperti jeruk, leci, dan buah plum.
Aneka jeruk terutama jeruk Mandarin, dan jeruk Bali banyak diborong pembeli
karena jeruk dianggap buah simbol persaudaraan dan kerukunan.

Berada di Pasar Petak Sembilan terlebih menjelang Imlek mencuatkan atmosfir
tersendiri yang berbeda dibanding pasar tradisional lain. Deretan lampion dan
pernak-pernik khas Imlek lain yang berwarna merah di sepanjang kiri kanan jalan
jalan dan kios-kios pedagang, seolah membawa kita berada di salah satu sudut
keramaian di negeri China.

Kelenteng Sam Po Kong, Semarang

Gedong Batu Sam Po Kong adalah petilasan, bekas tempat persinggahan dan
pendaratan pertama Laksamana China bernama Zheng Ho(Cheng Ho) atau juga dikenal
sebagai Sam Po Tay Djien. Terletak di daerah Simongan, sebelah Barat Daya Kota
Semarang. Disebut Gedong Batu karena bentuknya berupa Gua Batu besar di kaki
Bukit Batu. Gedung ini kini menjadi tempat peringatan, sembahyang, dan
berziarah. Di dalam gua batu ada altar dan patung-patung Sam Po Tay Djien.

Pada malam Imlek dan Cap Go Meh masyarakat berbondong-bondong ke Kelenteng
Gedong Batu. Mereka ada yang bersembahyang dan banyak pula yang sengaja datang
untuk menyaksikan aneka pertunjukan rakyat dan wayang kulit sejak malam hingga
dini hari. Di sana banyak pedagang beragam penganan seperti lontong cap gomeh
dan wedang dari kacang godhog, tebu, sekoteng, dan ronde.

Kelenteng Hok Tek Bio, Bogor

Kelenteng (Vihara Dhanagun) ini terletak di Jalan Suryakencana No.1, tepatnya di
sisi kiri bangunan Bogor Plaza, Kota Bogor. Setiap perayaan Imlek dan Cap Go Meh
biasanya menggelar kesenian Tionghoa seperti barongsai dan pertunjukan Liong
(naga). Selain itu juga ada pertunjukan tanjidor, jaipongan, sisingaan, dan reog
Ponorogo. Acara itu berlangsung sejak sore hingga dini hari. Pengunjung yang
datang bukan hanya warga sekitar melainkan juga dari Bekasi, Sukabumi, Cianjur,
Depok, Tanggerang, Jakarta, Bandung, Semarang, bahkan Surabaya.

Phak Khak Liang & Vihara Dewi Kwan Im, Bangka

Kedua tempat bernilai histori religi ini bisa menjadi pilihan Anda untuk
berwisata Imlek & Cap Go Meh. Phak Khak Liang menjadi saksi bisu sejarah
penambangan timah di Bangka yang kemudian dijadikan kawasan wisata yang dipenuhi
bangunan bergaya China.

Lokasinya berada di Belinyu, 57 Km dari Sungailiat. Selain itu ada Makam Cok
Tien, putri dari Bong Kiung Fu, seorang tokoh China yang mendirikan Benteng Kuto
Panji. Makam ini berada di benteng, 1,5 Km dari Kota Belinyu. Sedangkan Vihara
Dewi Kwan Im berada di Desa Jelitik, sekitar 15 Km dari Kota Sungailiat,
tepatnya di bawah kaki bukit yang dialiri sungai. Oleh warga keturunan Tionghoa
di sana, airnya dipercaya dapat menyebuhkan berbagai penyakit dan bisa bikin
awet muda. Di obyek ini terdapat kolam pemandian dan vihara kecil untuk
sembahyang

Vihara Avalokitesvara, Banten

Salah satu peninggalan sejarah di kawasan Banten Lama ini berada di Kampung
Pamarican, Desa Banten, Kecamatan Kasemen, Kabupaten Serang. Sekitar 10
kilometer arah Utara Kota Serang. Bangunan ini masih satu kompleks dengan Masjid
Agung Banten Lama, Keraton Surasowan, Keraton Kaibon, Benteng Speelwijk, dan
bangunan-bangunan sejarah lainnya.

Sejak masa kerajaan dulu, posisi kelenteng ini berada di tengah komunitas muslim
yang taat. Inisiatif pembangunan kelenteng ini justru datang dari Sunan Gunung
Jati, salah seorang Wali Songo, pada tahun 1652. Semula lokasinya di Desa
Dermayon, di belakang Masjid Agung Banten Lama. Tetapi tahun 1774 dipindahkan ke
Pamarican. Pada zaman keemasan Kerajaan Banten, kampung ini menjadi pusat
industri merica.

Makan Malam di Kia-Kia Surabaya & Kesawan Square Medan

Kia-Kia artinya jalan-jalan. Dinamakan Jalan Kembang Jepun, konon menurut
sejarahnya, di tempat itu pernah berdiam keluarga Jepang (Jepun) dengan salah
seorang anak gadisnya yang sangat cantik. Kecantikannya tersebar sampai pelosok
Surabaya hingga dijuluki 'Kembang Jepun'. Tempat rumah tersebut berdiri
dinamakan "Jalan Kembang Jepun" yang termasuk salah satu pusat bisnis di
Surabaya. Kia-Kia merupakan tempat ngumpulnya warga keturunan Tionghoa dii
Surabaya.

Sebab disepanjang Jalan Kembang Jepun sampai Jembatan Merah 4 terdapat sejumlah
pedagang yang menyajikan aneka maskan China. Tempat pertama kali penduduk China
tinggal di Surabaya yang kemudian berkembang menjadi pusat jajanan Chinesse di
Surabaya. Kia Kia buka mulai 7 malam hingga larut malam.

Kesawan Square merupakan tempat makan di Kota Medan yang ramai sejak sore hingga
tengah malam. Letaknya di Jalan Ahmad Yani yang dulunya bernama Kesawan. Di
tempat ini kita dapat menikmati aneka masakan Chinesse dan Indonesia sambil
dihibur alunan musik dari mobil terbuka. Seperti Kia-Kia, siang hari tempat ini
menjadi pusat pertokoan dan bisnis.

Kelenteng Tek Hay Kiong, Tegal

Kelenteng berusia 300 tahun lebih ini berdiri di atas tanah seluas 4500 meter
persegi. Kelenteng ini sebelumnya bernama Cin Jin Bio. Adapun nama Tek Hay Kiong
dapat diartikan juga Istana dari Konco Tek Hay Cin Jien yang merupakan gelar
kebesaran dari Kwee Lak Kwa. Bagi masyarakat Tegal dan sekitarnya Konco Tek Hay
Cin Jien dipuja sebagai Dewa Pelindung. Mereka yang dapat mendekati jiwa
kepribadiannya, akan mendapat berkah dan keselamatan Kongco Tek Hay Cin Jien.
Konco Tek Hay Cien Jien datang ke Kota Tegal pada tahun 1737, sebagai utusan
perdagangan Tiongkok yang datang ke nusantara.

Di kelenteng ini setiap tahun menggelar acara antara lain Sembahyang Pantai
dengan mengundang kelenteng-kelenteng dewa laut dari kota di Pantai Tegal. Lalu
Kirab Toa Pe Kong dimana Kelenteng Tek Hay Kiong mengeluarkan 8 tandu,
Sembahyang Rebutan/Tiong Guan, dan upacara Sejit Tek Hay Cin Jin yang diadakan
secara besar-besaran untuk merayakan hari pertama Kong Co Tek Hay Cin Jin datang
ke Tegal.

Kampung Senggarang dan Vihara Dharma Sasana, Bintan, Kepulauan Riau

Kampung Senggarang merupakan kawasan pecinan yang berbeda. Biasanya pecinan
berada di tengah kota, Senggarang justru persis di tepi pantai. Di kampung yang
tertata rapih dan bersih ini, tradisi Cina masih terasa kental. Setiap rumahnya
memiliki ornament khas. Aroma hio tercium akrab dan kerap terdengar alunan musik
khas China.

Vihara Dharma Sasana berusia ratusan tahun menjadi daya tarik lain kampung ini.
Tamannya luas dengan rumput hijau dan patung-patung dewa raksasa di belakang dan
depan bangunan utama. Selain itu, ada Vihara Banyan Tree dengan pintu utama yang
dipeluk erat oleh akar-akar pohon beringin raksasa nan rindang. Kampung ini,
terutama kedua kelentengnya ramai dikunjungi umat Budha dari Bintan dan Batam,
bahkan dari Singapura dan Malaysia.

Cap Go Meh di Makassar

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Makassar meminta perayaan penutupan tahun baru
Imlek atau Cap Go Meh bisa dibuat lebih meriah, meskipun perayaan tahun ini
tidak disertai pawai Cap Go Meh. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Makassar, Rusmayani Majid di Makassar, Sabtu, berharap kepanitian Imlek tetap
mengupayakan puncak perayaan Imlek pada 17 Februari tetap memberikan kesan
menarik bagi wisatawan maupun masyarakat di daerah ini.

"Ritual arak-arakan Cap Go Meh memang tidak ada dalam perayaan Imlek tahun ini
karena dewa-dewa di kelenteng-kelenteng tidak ada di tempat saat ini," ungkap
Wakil Ketua Walubi Sulsel, Yongris Lao, Selasa (18/1/2011). "Meskipun tanpa
arak-arakan Cap Go Meh, kami berharap ada sesuatu yang baru ditampilkan penitia
Imlek untuk menarik kunjungan wisatawan. Arak-arakan Cap Go Meh yang selama ini
menjadi andalan pariwisata Makassar tidak usah dipaksakan, kalau memang tidak
bisa,” ucapnya. Dia berharap, perayaan Cap Go Meh yang telah masuk dalam agenda
tahunan pariwisata kota Makassar masih bisa menjadi andalan dalam program Visit
Makassar Year 2011, sehingga target tahun kunjungan wisata bisa tercapai hingga
31 Desember 2011.

Pawai ritual Cap Go Meh yang diselenggarakan pada hari ke-15 perayaan Imlek itu
dengan mengitari kawasan pecinan (China town) di Makassar. Namun, dia
mengungkapkan, perayaan Tahun Baru Imlek akan dilaksanakan dengan kegiatan
pergelaran seni masyarakat Tionghoa pada 5-7 Februari 2011.

Agenda kegiatan tahun baru China ini akan menghadirkan pameran foto-foto dan
barang-barang pecinan tempo dulu, seperti arak-arakan prosesi Cap Go Meh serta
kumpulan buku komik tulisan tangan dalam aksara Lontara dan Mandarin. Kemudian,
memasuki hari kedua perayaan Imlek, komunitas pemerhati budaya Tionghoa
Indonesia menggelar dialog budaya yang membahas seputar sejarah sinergi dan
asimilasi warga Tionghoa di Indonesia. Selain diskusi dan pameran foto, panitia
Imlek juga akan menggelar pertunjukan malam satu hati dengan menampilkan tarian
empat etnis hingga atraksi juara dunia barongsai tonggak. Dalam kegiatan itu
mereka juga akan menampilkan artis-artis Mandarin dari Jakarta dan atraksi Wu
Shu yang diikuti dengan pesta kembang api.

Ketua Panitia Perayaan Imlek, Roy Ruslim dalam kesempatan itu menjamin perayaan
Cap Go Meh tetap akan dibuat semeriah mungkin dengan menutup sepanjang jalan
Sulawesi untuk menggelar pesta rakyat yang akan menyajikan
pertunjukan-pertunjukan menarik bagi wisatawan maupun warga masyarakat.
"Acaranya akan sama dengan tahun lalu, bedanya hanya tahun ini tidak ada
arak-arakan dewa," ungkap Dia mengaku, dewa-dewa di klenteng-klenteng besar di
Makasser seperti Xian Ma, Kwan Kong dan beberapa klenteng besar lainnya tidak
mau keluar sehingga pihak penyelenggara meyakini arak-arakan dewa dalam perayaan
Cap Go Meh tidak bisa digelar tahun ini.

"Kami telah melakukan upacara Papoi untuk menanyakan kesediaan dewa. Namun tidak
ada satu pun dewa yang bersedia keluar. Memang berbeda dengan tahun sebelumnya,
semua dewa-dewa kami setuju, baru tahun ini saja semua dewa tidak ada yang
setuju mau keluar," keluh dia. Meski demikian, kelenteng dan wihara yang ada di
Makassar mulai berbenah menyambut datangnya tahun baru China alias Imlek 2562.
Gorden, hiasan langit-langit, lampion, dan berbagai aksesori lainnya mulai
dibersihkan atau dipasang. Pantauan di sejumlah titik, tempat ibadah Konghucu
dan Buddha tersebut mulai dibersihkan. Semisal di Kelenteng Xian Ma, Wihara Ibu
Agung Bahari, dan juga Kelenteng Chu Su Kong.

Menurut Henny, pengurus Kelenteng Chu Su Kong yang terletak di Jalan Lombok,
persiapan imlek baru dalam sebatas membersihkan ornamen dan menyiapkan aksesori
pelengkap. Salah satunya kertas sembahyang untuk hiasan bernama so cing. “Secara
teknis, ritual upacara menyambut imlek baru akan digelar 26 Januari mendatang.
Saat itu baru dilakukan sembahyang minta izin perayaan imlek. Baru nanti ada
lagi sembahyang minta izin perayaan Cap Go Meh tanggal 28 Januari,” kata Henny.
Saat kedua sembahyang dilakukan, lanjut Henny, di altar tempat kedudukan Sang
Dewa Chu SU Kong (ahli pengobatan) disediakan sesembahan berupa kue,
buah-buahan, dan permen. Perlakuan ini juga dilakukan saat upacara memandikan
arca (patung) dewa-dewa yang dinamakan rupang pada 30 Januari mendatang.

Hal senada juga diungkap Iwan, perwakilan pengurus dari Istana Naga Sakti
Kelenteng Xian Ma di Jalan Sulawesi. Menurut dia, upacara memandikan patung
dewa-dewa di Kelenteng Xian Ma digelar 28 Januari. “Kita beda dari tempat ibadah
lain, sebab itu hasil dari sembahyang minta izin memandikan arca, dewa memberi
izin nanti tanggal begitu,” ungkap Iwan.

Sementara di Wihara Ibu Agung Bahari, belum ada persiapan sama sekali. Kondisi
Wihari masih seperti pada hari biasanya. Penuh dupa dan lilin merah ukuran
besar, memberi hawa panas dan aroma khas. Khusus di wihara ini, prosesi
pembersihan arca/patung dewa akan dilakukan hari ini, Senin 24 Januari.
Satu-satunya kesibukan yang tampak sama di tiga tempat peribadatan yang berbeda
lokasi tersebut adalah proses transaksi penjualan pernak-pernik kebutuhan
perayaan imlek

Sejumlah Mall & Taman Hiburan Rakyat
Selama Imlek, sejumlah mal dan plasa di kota besar seperti Jakarta, Surabaya,
dan Medan kerap menggelar acara. Interior mal dihias sejumlah lampion dan
pernak-pernik khas Imlek lainnya. Biasanya juga ditampilkan kesenian Barongsai
dan Liong. Selain itu sejumlah tempat hiburan juga menggelar acara bertemakan
Imlek dan Cap Go Meh seperti konser musik, dan lainnya. Nah, Anda tinggal pilih
mau menikmati suasana Imlek di mal, tempat hiburan rakyat atau di kelenteng yang
ada di kota sendiri atau di daerah lain.

Selamat Hari Raya Cap Go Meh!

Mar 2, 2012

meidy

Kisah Orang Hui : Naxigaer

 

Pada jaman dahulu kala , di kaki bukit Helan , hiduplah seorang pemuda Hui yang baik dan pintar bernama Naxigaer. Orangtuanya telah tiada dan dia begitu miskin untuk menikah. Dia menopang kehidupannya dengan mengumpulkan kayu. Suatu hari Naxigaer pergi keatas bukit dengan pisau pemotong rumput dan peralatan lainnya. Di pagi hari berikutnya dia menjadi lapar dan beristirahat barang sejenak untuk makan siang.

Tiba-tiba ada suara yang berkata kepadanya : “ Kasihanilah saya , seorang wanita tua yang kesepian. Bagilah kepada saya apa yang bisa saya makan”. Naxigaer menoleh dan melihat seorang wanita tua dengan pakaian yang compang-camping. Tangan nenek itu begitu kurusnya seperti kayu kering. Naxigaer kemudian memberikan kedua kuenya. Si nenek langsung melahapnya dengan tamak dan meninggalkan Naxigaer tanpa mengucapkan terimakasih.

Hari berikutnya , Naxigaer membawa bekal empat kue. Sang nenek tua muncul kembali kehadapannya. Dan Naxigaer yang baik hati kembali memberikan dua kue dari empat yang dia bawa sebagai bekal. Sang nenek melahap kue pemberian itu dan meminta lebih banyak. Lagi-lagi pemuda baik hati itu kembali memberikan dua kue tersisa kepada nenek itu sambil menahan lapar. Setelah menghabiskan , nenek tua itu seperti hari sebelumnya segera berlalu dari hadapan Naxigaer.

Ketika Naxigaer kembali rumah , dia berpikir bahwa tidak ada yang peduli dengan wanita tua itu. Kemudian Naxigaer membuat kue lebih banyak lagi dengan menghabiskan setengah dari persedian bahan makanan yang masih ada.

Di hari ketiga , Naxigaer kembali berjumpa dengan si nenek , dan memberikan seluruh kuenya tanpa si nenek sempat memintanya. Kali ini nenek tua tidak memakan dan malah membuangnya ke jurang.

Naxigaer terkejut dan bertanya-tanya tentang sikap si nenek. Tiba-tiba suara keras muncul dan bergema dari lembah diikuti kilatan cahaya. Kemudian seekor kura-kura emas kecil jatuh ke tangan si nenek.  Nenek itu tersenyum dan berkata : “Anak baik , akan terjadi bencana besar disekitar sini. Kamu anak yang baik dan karenanya saya akan menyelamatkan kamu.”

Kemudian si nenek memberikan kura-kura emas dan berkata : “Ambillah!”. Ketika mata kura-kura berubah menjadi merah berarti itu satu pertanda akan terjadi bencana gempa bumi dan rumah-rumah akan rubuh. Si nenek berkata : “Kamu harus segera meninggalkan tempat kearah barat-laut . Disana ada satu kolam air dengan bunga lotus yang bermekaran. Kamu akan selamat disana. Tetapi harus diingat bahwa kamu tidak boleh memberitahu siapapun mengenai hal ini, atau kamu akan berubah menjadi batu. ” Setelah itu si nenek berubah wujud menjadi asap dan cahaya.

Naxigaer kembali menjalani rutinitas setiap hari . Tidak terjadi sesuatu untuk jangka waktu yang lama . Tetapi suatu hari mata kura-kura pemberian si nenek tua itu berubah warna menjadi merah. Naxigaer menyadari bahwa sebentar lagi akan terjadi bencana dan segera berkemas-kemas mengikuti pesan si nenek tua. Di tengah perjalanan , tiba-tiba suara dari mendiang ibunya muncul dalam pikirannya dan berkata :  “Merupakan satu kewajiban untuk berbuat baik sepanjang waktu”.

Naxigaer menjadi serba salah mendengar pesan mendiang ibunya. Jika dia memberitahu yang lain maka Naxigaer bisa menjadi batu.

Setelah berpikir beberapa saat , Naxigaer memutuskan untuk kembali ke rumahnya , untuk memberitahu masyarakat disekitarnya tentang akan terjadi bencana sebentar lagi. Tetapi orang-orang mengabaikan peringatan dari Naxigaer. Naxigaer menjadi khawatir dan mencoba untuk membujuk dengan menceritakan kembali pengalamannya dari awal. Orang-orang akhirnya percaya dan mengikutinya untuk mengungsi ke Kolam Lotus.

Bencana memang benar terjadi . Kura-kura emas yang berada di tangan Naxigaer berubah menjadi cahaya emas dan kemudian mengangkasa. Bencana gempa bumi meluluh-lantakkan kampong halaman Naxigaer , rumah-rumah rubuh dan menjadi puing-puing.

Para pengungsi menyadari bahwa Naxigaer tidak lagi berada diantara mereka dan tidak dapat menemukannya. Tapi sebuah batu berdiri tegak seukuran manusia dan mereka percaya bahwa itu adalah Naxigaer. Untuk mengenang dan menghormati jasa Naxigaer , para pengungsi menanam pohon pinus disekitar kolam.

Sumber :

Shujiang Li , Karl Luckert , " Mythology And Folklore Of The Hui , A Muslim Chinese People".

Feb 26, 2012

meidy

DUA ORANG SATU HATI

 

Qia dan Kong mereka masing-masing mempunyai kelebihan dan keahlian sendiri. Qia adalah seorang yang mempunyai banyak trik, tetapi ketika melakukan pekerjaan
sangat tidak menentu, sedangkan Kong adalah seorang yang tegas, tetapi sering lalai dan melakukan kesalahan.

Mereka memutuskan untuk bekerja sama, sehingga bisa saling mengisi kekurangan masing-masing. Setelah bekerja sama mereka berdua walaupun melakukan kerja apa saja selalu sukses, sehingga setiap keinginan mereka menjadi kenyataan.

Pada suatu ketika diantara mereka berdua terjadi konflik, konflik tidak dapat diselesaikan mereka berdua memutuskan akan membubarkan perusahaan mereka dan membagi harta.

Seorang teman membujuk mereka berkata, "Kalian pernah mendengar tentang ubur-ubur laut, karena dia tidak memiliki mata, dia tergantung kepada udang untuk mencari makan, udang dan ubur-ubur saling membagi makanan, mereka berdua saling bergantung, kurang dari satu mereka tidak bisa mencari makan, di Barat ada sejenis burung kepala dua, burung ini memiliki dua kepala dan satu badan, tetapi kedua kepala ini saling cemburu, mereka berdua tidak pernah akur. "

"Jika mereka berdua dalam keadaan lapar akan saling mematuk dan saling menggigit satu sama lain, salah satu diantara mereka sedang tertidur, yang satu mengambil daun beracun dimasukkan kemulut burung yang tertidur tersebut, akibatnya racun masuk kedalam tubuh akhirnya mereka berdua mati bersama."

Setelah mendengar nasehat dari teman mereka, akhirnya mereka berdua berdamai, bersatu kembali melaksanakan bisnis mereka, bekerja sama lagi. Akhirnya segala hal dapat diselesaikan dengan lancar.

Perumpamaan di atas untuk memberitahu kepada kita bahwa kemampuan semua individu sangat terbatas, tetapi kekurangan dari salah satu tidak akan sempurna. Jika bisa saling percaya, konsultasi bersama, bersatu dan bekerjasama, saling belajar sehingga dapat membangun masyarakat yang damai.

Feb 19, 2012

meidy

LEGENDA BOCAH BERTELANJANG KAKI

 

Pada zaman dahulu kala, ada seorang bocah laki-laki yang bernama Erlang Huang, yang merupakan murid di sekolah swasta Tuan Wang di Kabupaten Wuxi, China.Bocah itu pada pakaiannya selalu dilapisi oleh lumpur berwarna kuning, sehingga warga desa setempat menamainya sebagai Huang Nie Lang.
Kabupaten Wuxi berbatasan dengan Danau Tai, dan memiliki pelabuhan yang
dinamakan Pelabuhan Wuxi.

Huang Nie Lang memiliki kebiasaan buruk, dia selalu ketiduran ketika hujan deras atau angin kencang melanda Danau Tai.
Ketika dia tertidur, tidak ada seorang pun yang dapat membangunkannya. Akan tetapi, ketika dia bangun, dia akan berkeringat. Gurunya Mr.Wang sangat terganggu dengan kebiasaan anehnya, dan selalu mempertanyakan mengapa dia tertidur ketika sedang belajar.


Ketika ditanyai hal tersebut, Huang Nie Lang hanya dapat diam ketika dikritik.
Ketika suatu kali terjadi lagi, Mr.Wang bertanya dengan marah,"Apakah kamu ke sini untuk belajar?"
Bocah laki-laki tersebut dipaksa untuk menceritakan kebenaran, "Tidak, Tuan.
Saya tidak tertidur. Saya hanya keluar untuk menyelamatkan orang-orang yang berteriak minta tolong dari Danau Tai." Mendengar jawaban yang disampaikan bocah tersebut, tuan Wang berteriak marah."Tidak masuk akal! kamu tertidur di bangku kelas, bagaimana mungkin kamu keluar menyelamatkan orang?."
Bocah laki-laki tersebut menjawab,"Jika anda tidak percaya, anda dapat pergi ke Pelabuhan Wuxi untuk melihat, ada lima kapal yang tertambat di sana yang baru saja saya selamatkan."
Maka Tuan Wang meminta satu muridnya pergi melihat di pelabuhan dan murid tersebut bertemu dengan orang-orang yang naik kelima perahu tersebut, menceritakan bagaimana mereka begitu beruntung, karena ada anak laki-laki yang dilapisi oleh lumpur kuning telah menyelamatkan mereka dari badai.


Murid tersebut menceritakan apa yang di dengarnya kepada tuan Wang, tetapi tuan Wang masih ragu. Tuan Wang kemudian menyembunyikan sebelah sepatunya ketika suatu kali dia tertidur lagi di dalam kelas.
Ketika bocah tersebut terbangun, dia sangat cemas dan berkata,"Siapa yang
menyembunyikan sepatu saya? memerlukan waktu yang cukup lama bagi saya untuk mencari sepatu tersebut, dan saya tidak dapat menemukannya."
"Akhirnya saya harus bergegas ke pelabuhan dengan hanya memakai sebelah sepatu, karena saya terlambat, saya hanya dapat menyelamatkan delapan dari sepuluh kapal.

Dua kapal tersebut bertabrakan dengan batu besar, saya menggunakan satu
sepatu saya untuk menutup lubang di satu perahu, dan perahu yang satunya lagi tenggelam," kata bocah itu.
Apa yang dikatakan oleh bocah tersebut sangatlah sulit dipercaya oleh Tuan Wang, sehingga dia memutuskan untuk pergi ke pelabuhan melihat sendiri. Dengan terkejut, dia mendengar para pelaut di pelabuhan mengatakan,"Kita harus menyampaikan terima kasih yang mendalam kepada Huang Nie Lang yang bukan hanya telah menyelamatkan perahu-perahu kita tetapi juga nyawa kita."Tuan Wang sangat menyesal tidak mempercayai perkataan bocah tersebut, dan kembali ke sekolah.

Tuang Wang kemudian berkata kepada Huang, "Anakku, saya
seharusnya tidak menyembunyikan sepatu kamu, sehingga perahu satunya lagi dapat terselamatkan."
Tuan Wang kemudian mengeluarkan sebelah sepatu yang dia sembunyikan, tetapi Huang berkata, "Sepatu ini sudah tidak berguna lagi, lain waktu saya akan menyelamatkan orang-orang dengan bertelanjang kaki." Sejak saat itu Tuan Wang menyadari bahwa Huang adalah bocah yang spesial, sehingga ketika dia tertidur di dalam kelas, Tuan Wang tidak akan mengganggunya lagi.Tetapi suatu kali, Huang tertidur ketika sedang belajar, Tuan Wang melihat dia mengeluarkan keringat yang sangat banyak, sehingga beliau duduk di sampingnya dan menggunakan kipas untuk mengipasinya, tetapi dia heran bahwa semakin keras dia mengipasinya, Huang semakin berkeringat.


Tuan Wang berusaha untuk menyejukkan bocah tersebut. Terheran-heran, dia melihat bahwa keringat bocah tersebut telah mengering, dan tubuh bocah tersebut mengeluarkan darah dan akhirnya meninggal.
Tuan Wang sangat sedih dan menangis pilu dua hari dua malam. Kemudian dia bermimpi Huang datang kepadanya dengan bertelanjang kaki dan berkata,"Tuanku yang tersayang, anda berusaha untuk menolong saya tetapi anda tidak menyadari telah mencelakakan saya. Anda mengipasi saya dari arah yang berlawanan dengan arah saya untuk kembali."


"Meskipun saya telah meninggal, tetapi jiwa saya akan tetap berada di Danau Tai, dan kapanpun ketika orang terjebak di angina kencang di Danau Tai, ingatlah untuk menyebutkan 'Huang Nie Lang bertelanjang kaki' dan saya akan datang untuk menolong mereka," ujar bocah itu.


Tuan Wang menangis pilu dan menyampaikan kata-kata tersebut kepada para pelaut. Para pelaut sangat sedih mengetahui bahwa Huang telah meninggal dan mereka membangun kuil untuknya di tepi Danau Tai.

Feb 12, 2012

meidy

TIKUS KOTA DAN TIKUS DESA

 

Pada suatu hari, tikus kota berkunjung ke sepupunya, tikus desa. Mereka sudah lama tidak jumpa.Tikus desa gembira bukan main, dikeluarkannya semua makanan yang ada untuk tamunya.

Ada remah jagung, singkong dan sedikit padi-padian."Ayo, silakan makan saudaraku, " kata tikus desa dengan ramah.Tikus kota memandang semua remah-remah makanan desa itu dengan enggan.
Tikus desa bertanya: "Kenapa? Kau tidak suka?"
Tikus kota menjawab. "Sudah lama aku tidak makan .. makanan-makanan mentah dan keras ini!" "Gigiku sakit karenanya," lanjut Tikus kota
"Tapi ini makanan yang dulu sama-sama kita makan! Lihat, butir-butir padi ini
begitu bernas, dan gurih!" berkata begitu Tikus desa lalu mengunyah beberapa butir padi dengan lezatnya.


"Yah, itu dulu, sebelum aku tahu makanan-makanan kota yang serba empuk dan lezat!" kata tikus kota, tanpa bermaksud sombong.
"Makanan kota yang empuk dan lezat? Seperti apakah itu," tanya Tikus desa
penasaran. Akhirnya Tikus kota mengajak saudaraya ke kota.
"Akan kutunjukkan makanan-makanan mewah yang empuk dan lezat!" ajak tikus kota.

Dua Tikus berjalan beriringan menuju kota. Perjalanan panjang dan berliku,
melewati sawah dan ladang petani.
Hari telah malam ketika keduanya sampai kota. Mereka langsung ke rumah Tikus kota, tikus desa langsung diajak ke dapur. Disitu banyak bertebaran makanan serba lezat bekas pesta semalam. Bukan pestanya Tikus kota, melainkan pestanya manusia yang empunya rumah itu.
"Lihat, ini ada roti tart yang lezat… Itu ada jelly.. ada keju.. daging ayam..
semuanya serba empuk dan lezat. Kamu boleh makan apa saja…" kata Tikus kota.


Mulut Tikus desa berkecap-kecap membayangkan lezatnya semua makanan itu. Tiba-tiba terdengar suara menyalak diluar.  Tikus desa tersentak kaget.  "Suara apa itu?" tanyanya ketakutan.
"Ah, biasa, itu suara anjing penjaga," jawab tikus kota.
"Anjing penjaga??" tanya tikus desa ketakutan.
Tiba-tiba pintu terkuak, dan seekor anjing besar menyergap masuk.."Lariiiiii!"
kata tikus kota.

Keduanya lari tunggang langgang menyelamatkan diri.
Setelah selamat dari anjing penjaga itu, tikus desa buru-buru berpamitan.
"Kenapa buru-buru, sepupuku? kau bahkan belum sempat mencicipi makanan yang empuk dan lezat itu!" kata tikus kota.
"Terima kasih, saudaraku. Aku lebih senang makan biji-bijian yang keras di desa, dari pada hidup mewah di kota dengan anjing yang mengerikan itu…"
Tikus desa pun pulang ke desanya kembali, memilih hidup apa adanya tanpa
ketakutan.

Feb 5, 2012

meidy

PERBEDAAN ANTARA KAYA DAN MISKIN

 

Pada suatu hari, Pak Suwarta, seorang pengusaha kaya raya mengajak putranya yang berusia tujuh tahun untuk berlibur dan menginap di sebuah desa selama beberapa hari. Desa itu adalah kampung halaman Pak Suwarta, tempat ia tinggal bersama orangtuanya sampai saat dirinya memutuskan merantau ke kota besar dan akhirnya meraih kesuksesan.
Pak Suwarta memang tidak datang dari keluarga kaya raya. Kampung halamannya sangat sederhana dan penduduknya kebanyakan berprofesi sebagai petani.

Tujuan Pak Suwarta sesungguhnya membawa putranya itu berlibur ke desa adalah agar si buah hati dapat melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana susahnya ia dulu harus hidup sebagai orang miskin, tak seperti yang dialami putranya kini.
Selama seminggu penuh Pak Suwarta dan putranya tinggal di desa. Mereka tinggal dan menumpang tidur di rumah Pak Karto, sahabat Pak Suwarta semasa kecil.

Rumah Pak Karto sangat sederhana; berdinding papan, berlantai semen, dan tidak berpagar. Sekitar 10 meter di belakang rumah itu terdapat sungai kecil yang mengalir dengan airnya yang jernih. Sungai itu adalah sungai yang sama yang digunakan Pak Suwarta berenang dan bermain air 30 tahun yang lalu. Sementara itu, di depan rumah Pak Karto terbentang tanah lapang yang luas, tempat anak-anak petani bermain layangan serta menggembalakan ternak.
Tak terasa, seminggu telah berlalu.

Pak Suwarta dan putranya pun harus kembali ke kota. Dalam perjalanan pulang sembari mengemudikan mobilnya, Pak Suwarta melontarkan pertanyaan kepada putranya, "Bagaimana Nak, setelah seminggu menginap di desa, apa saja yang kamu lihat dan dapatkan tentang keadaan di sana?"
Dalam hati Pak Suwarta berharap si anak bisa melihat betapa sulitnya kehidupan yang harus dijalani orang-orang miskin di desa.
Si anak pun menjawab, "Wah, luar biasa, Pa! Kolam renang kita di rumah kecil dan harus dibersihkan sekali-sekali. Kolam renang mereka panjaaaang sekali dan airnya terus mengalir." Sang anak pun melanjutkan, "Halaman rumah kita sempit dan tak bisa melihat apa-apa karena ada pagar tembok yang menjulang.

Halaman rumah mereka luaaasss sekali sejauh mata memandang dan bisa pula dipakai bermain layang-layang." "Kita harus mengantre panjang di supermarket untuk membawa pulang buah-buahan dan sayuran, sementara mereka tinggal mengambil saja dari kebun. Gratis, enggak bayar!" tambah si anak berbinar-binar.Dengan bersemangat, sang anak meneruskan omongannya, "Setiap hari Papa harus
pergi ke kantor seharian sampai malam, sementara Pak Karto bisa bermain-main dengan anaknya setiap sore. Kita harus pergi ke kebun binatang kalau mau naik hewan.

Sementara anak Pak Karto bisa naik kerbau maupun kuda setiap hari, enggak pake bayar!" serunya lagi.
Mendengar semua penjelasan itu keluar dari mulut putranya, Pak Suwarta hanya bisa terdiam. Ia tetap mengemudi mobilnya tanpa merespon kembali perkataan anaknya. Ternyata, orang-orang yang kita anggap miskin tak selalu miskin dalam hal lain. Sebaliknya, orang-orang yang kita persepsikan sebagai kaya juga tak selalu kaya dalam berbagai aspek lain dari hidupnya.

meidy

Memasukkan Unsur Tionghoa ke Dalam Pakem

ki-robbi

Aspertina - “Tok…tok…tok…tok…tok. Surep toto pitonono, Suwergine daging, rephanenggih swasono tentrem, toto hanggayuh pitono luhur, bahagyo tentrem lamun hangesti luhuring agunan…,” ucap Dalang Ki Robbi Wignya Carita setiap membuka sebuah pagelaran wayang.

Ki Robbi bukanlah dalang biasa. Mengapa? Dia merupakan salah satu dalang peranakan Tionghoa.

Ayahnya adalah The Kie Tjwan dan ibunya Lim Pong Han. Kendati berdarah Tionghoa, sejak kecil Robbi telah jatuh cinta pada wayang. Bukan orang tuanya yang memperkenalkan ia dengan wayang, melainkan pembantunya. Waktu Robbi masih kecil, sang pembantu kerap mengajaknya menonton pagelaran wayang kulit.

Itulah ihwal kecintaan Robbi pada wayang kulit. Karena cinta, sekitar 15 tahun lalu, Ki Robbi yang bernama lengkap Robbi Santoso alias The Thin Thue ini memutuskan belajar mendalang. Ia bahkan rela hijrah dari Malang, Jawa Timur, ke Solo, Jawa Tengah, demi mencapai cita-citanya. Di kota ini, ia berguru kepada Darsono, Joko Rianto, dan sejumlah dalang beken lainnya.

“Di sini saya belajar ontowocono, titi laras gending, tatakan pakeliran, sabet, dan lainnya. Sampai sekarang saya masih belajar,” ujarnya merendah, Kamis pekan lalu.

Dalam mendalang, Robbi cenderung meniru gaya almarhum Ki Nartosabdo, dalang wayang kulit legendaris asal Jawa Tengah. Kendati demikian, Robbi tetap punya ciri khas tersendiri. Di antaranya kemampuan dia menyelipkan kisah-kisah jenaka dalam bahasa China Hokian.

“Misalnya saya bilang kalau makan nasi itu bahasa Chinanya jok fan, minum air hok sue. Kalau Anda ditanya makan nasi tapi enggak minum air itu bilang saja kesereten. Kayak gitu penonton sudah pada tertawa,” ucap Robbi yang lahir di Malang, 44 tahun lalu.

Robbi rajin mempromosikan wayang kulit di komunitas peranakan Tionghoa. Di Solo, dia senantiasa mengajak sahabatnya, baik yang tengah mendirikan pabrik, acara selamatan, kawinan, atau peringatan 1.000 hari kematian untuk menggelar acara wayang.

Menurut Robbi, wayang tetap penting bukan hanya sebagai strategi pembauran etnis Tionghoa dan Jawa, tapi cerita dalam wayang juga sangat relevan dengan perilaku manusia masa kini.

“Sifat-sifat dan lakon wayang masih cocok dengan situasi sekarang. Ternyata masih ada manusia yang serakah, licik, semuanya tergambar di wayang. Teknologi boleh maju pesat, tetapi sifat manusia tetaplah sama,” katanya.

Tak hanya itu, ujar Robbi, wayang juga penting untuk melestarikan budaya. “Saya prihatin kok kebudayaan Jawa yang adiluhung, ternyata sekarang makin tersingkirkan. Orang-orang Jawa bahasa Jawanya sudah mulai hilang semua. Padahal ciri suatu bangsa kan karena bahasanya. Dibilang Jawa kalau berbahasa Jawa,” ujar pria yang sehari-hari berprofesi sebagai pedagang onderdil sepeda motor di Solo ini.

Akulturasi

Peneliti wayang China-Jawa dari Universitas Indonesia, Dwi Woro Retno Mastuti menilai keterlibatan aktif peranakan China jadi dalang merupakan bentuk akulturasi dan memperkaya budaya Nusantara. Menurut Dwi, selain Robbi, dalang sepuh peranakan China yang juga unik adalah Widayat Djiang yang menambahkan unsur kungfu di dalam cerita wayangnya.

Ketika dikonfirmasi, Widayat Djiang alias Tjioe Bian Djiang mengaku mendapat inspirasi menambahkan unsur kungfu setiap kali mementaskan wayang. “Saya mendalang sejak umur 12 sampai sekarang 72 tahun. Penemuannya itu baru 10 tahun lalu,” kata Widayat yang mengaku memasukkan jurus-jurus kungfu karena suka film kungfu, khususnya film Bruce Lee.

“Di wayang saya buat koprol-koprol, jungkir balik mirip kungfu. Kita juga pakai drum seperti alat tabuhan ala Tionghoa. Jadi seolah-olah gerakannya seperti kungfu," kata Widayat.

Selain Robbi dan Widayat, dalang peranakan lainnya berasal dari Pemalang adalah Mangun Yuwono alias Tiongho Go Kim Yang. Darah Tionghoa Mangun (31) berasal dari ibunya, Yusaini alias Jo Sin Cu. Dari garis keturunan ayah, Mangun bisa dibilang memang penjaga tradisi wayang. “Dari kakek moyang sampai ayah saya, semuanya dalang. Saya generasi ke-10,” ucapnya bangga.

Dalam mendalang Mangun mengaku menyesuaikan dengan ritme warga Pantai Utara (Pantura). “Dalam pertunjukan saya tidak pernah bertele-tele karena khas orang Pantura itu blak-blakan, banyak gerak dan sabet,” tutur Mangun yang saat belajar dalang di Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) Solo, pernah diceletuki seorang guru, “Lha iki Cino opo biso ndalang (ini kan China, apa bisa ndalang).” Gara-gara celetukan itu Mangun merasa tertantang dan ingin membuktikan keraguan sang guru.

Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI), Ekotjipto mengaku mendukung perkembangan dalang peranakan. “Banyak etnis Tionghoa yang cinta budaya Jawa, bahkan kalau di wayang orang ada banyak orang Tionghoa yang mendalami masalah tari,” katanya.

Wayang hanyalah salah satu sarana kesenian yang ditempuh etnis Tionghoa untuk berakulturasi dengan budaya lokal. Kesenian lain yang menjadi sarana akulturasi warga keturunan adalah musik gambang kromong dan drama lenong yang amat populer di kalangan orang China Benteng di Jakarta pinggiran.

"Musik gambang kromong yang bertempo lambat amat disukai orang-orang tua karena tidak banyak menguras tenaga ketika ditarikan. Liriknya pun cenderung ringan dan jenaka sehingga sering mengundang senyum," kata Ikke Sarkim (40), putri bungsu legenda lenong di daerah Serpong, Sarkim (Liem Kim Siong), yang kini meneruskan usaha ayahnya yang berdiri sejak 1962.

Sumber : Aspertina

Feb 3, 2012

meidy

Penguasa Jember Pertama adalah Tionghoa Peranakan

jember

Mulanya adalah perdagangan. Lalu politik, dan hidup bersama. Orang-orang Suku Hokkian meninggalkan Tiongkok, menyebar. Sebagian menuju Indonesia, dan mendarat di Jember, Jawa Timur. Kondisi perekonomian yang berat memaksa mereka pergi.

Jember tentu bukan tempat spesifik yang mereka sasar dari awal. Jember hanyalah bagian dari sebuah rumah besar Nusantara, dan sulit memastikan kapan orang-orang Hokkian ini menapakkan kaki ke kota ini pertama kali. Akhir abad 18 dan awal 19, Jember yang merupakan distrik dari Kabupaten Puger sudah dihuni mereka. Mereka datang dari daerah Besuki, Panarukan, Pasuruan dan Surabaya. Ada pula yang datang Jawa Tengah dan dari China Daratan langsung.

Tampuk kekuasaan di Puger sempat dipegang oleh seorang China peranakan, Kiai Tumenggung Suro Adiwikrama (1795-1801). Ia digantikan menantunya, Kiai Tumenggung Surio Adiningrat (1802-1813).

Mereka adalah Keluarga Han dari Surabaya, dan memberikan jabatan-jabatan strategis kepada orang-orang Tionghoa. Jabatan-jabatan rendah diberikan kepada warga lokal pribumi. Ini menunjukkan betapa kuatnya posisi mereka secara politis.

Di sektor perdagangan, orang-orang Tionghoa menguasai perdagangan hasil bumi, pertanian, kelontong, menjadi tukang kredit, dan rentenir. Mereka menjadi perantara antara kelompok pribumi yang menjadi produsen hasil perkebunan dengan para eksportir asal Belanda.

Pemerintah Kolonial Hindia Belanda menerapkan politik segregasi antara warga kulit putih, Tionghoa, dan pribumi di Indonesia. Goenawan Mohamad menulis: penggolongan sosial di Hindia Belanda dasarnya adalah ras, bukan agama atau lainnya.

Sejarawan dari Universitas Jember, Retno Winarni mengatakan, orang-orang Tionghoa masuk dalam kelompok masyarakat Timur Asing (Vremde Osterlingen), yang awalnya terdiri orang Jepang, Tionghoa, Arab, dan lainnya. Mereka berada di tengah-tengah struktur masyarakat masa kolonial, dijepit masyarakat Eropa di atas dan masyarakat inlander atau pribumi di bawah.

Orang-orang Tionghoa memiliki pemukiman sendiri di distrik Jember. Mereka tinggal di daerah yang sekarang dikenal sebagai daerah Pasar Tanjung, sebuah pasar induk di Jember. Setelah Jember menjadi kepatihan yang berdiri sendiri (Kepatihan Selfstandig), pemukiman mereka berada di jalan yang saat ini disebut sebagai Jalan Untung Suropati dan Samanhudi.

"Si inlander harus berada dalam kalangan inlander dan berperilaku inlander, si China harus berada dalam kalangan China dan berperilaku China...Mereka umumnya tinggal di pecinan...Untuk melintasi ghetto mereka, orang Tionghoa harus mendapatkan pas jalan yang dikeluarkan oleh kapten China," tulis Goenawan.

Memiliki strata sosial lebih tinggi daripada orang-orang inlander, membuat orang Tionghoa menjadi sasaran kebencian warga lokal. Apalagi, pemerintah Hindia Belanda memberikan kepercayaan lebih, salah satunya, pada tahun 1906, dengan memberikan kewenangan kepada sejumlah orang Tionghoa untuk menjalankan pegadaian.

Sumber: http://www.beritajatim.com/detailnews.php/2/Gaya%20Hidup/2012-01-23/124779/Penguasa_Jember_Pertama_adalah_Tionghoa_Peranakan

logo
Copyright © 2008 by Arts of Meidy's.
Original Template by Clairvo